Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham milik konglomerat seperti BREN, PANI hingga GOTO diyakini bakal moncer pada perdagangan pekan ini, periode 9 hingga 13 Desember 2024 tersengat momentum window dressing pada tahun ini.
Untuk diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif di level 7.382 atau menguat 3,77% dalam seminggu pada akhir perdagangan, Jumat, 6 Desember 2024.
IHSG berhasil rebound dari area support-nya sekaligus mengakhiri penurunan IHSG yang terjadi selama November yang ditandai dengan berhasil ditutup di atas MA20 daily-nya.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani meyakini apabila IHSG berhasil bertahan di atas level 7.250 yang merupakan level support terdekat maka IHSG berpotensi untuk terus menguat hingga ke level 7.500 - 7.600 pada akhir tahun ini.
"Mengingat kenaikan terjadi di saham-saham konglomerat yang berada di dalam top 10 kapitalisasi pasar IHSG maka peluang penguatan lanjutan juga cukup terbuka lebar di saham-saham tersebut pada momentum window dressing saat ini," kata Dimas Krisna Ramadhani dalam risetnya, Senin (9/12/2024).
Mencermati potensi market pada sepekan kedepan 9-13 Desember 2024, Dimas mengimbau para investor untuk memerhatikan 3 sentimen yang bakal mempengaruhi market, yakni inflasi tahunan AS bulan November, PPI bulanan AS (November) dan dimulainya momentum window dressing.
Baca Juga
Pertama, terkait sentimen inflasi tahunan AS bulan November, pada Rabu pekan ini inflasi tahunan AS bulan November diprediksi akan mengalami kenaikan di level 2,7%. Capaian ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 2,6%, namun masih berada di dalam rentang yang sama dalam 4 bulan terakhir.
"Jika kita lihat dari target yang ditetapkan The Fed yaitu inflasi sebesar 2% di 2024 maka data inflasi November apabila sesuai dengan konsensusnya, masih sejalan untuk semakin mendekati target inflasi yang ditetapkan The Fed tersebut," kata Dimas.
Namun demikian, lanjutnya, Jerome Powell selaku Gubernur The Fed sudah memberikan sinyal terhadap pemangkasan suku bunga yang akan terjadi dalam waktu dekat pada pertemuan sebelumnya.
Kedua, sentimen PPI bulanan AS (November). Sehari setelah rilis inflasi, AS juga merilis dari sisi produsen. PPI bulanan AS November diprediksi mengalami kenaikan atau mencatatkan inflasi sebesar 0,3%. Apabila data konsensus benar maka capaian bulan ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan merupakan capaian tertinggi sejak Juli lalu.
Indikator ini, kata Dimas, sempat menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar dan pemangku kebijakan, karena mengalami penurunan yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir sehingga kekhawatiran terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi AS bahkan resesi sempat ramai dibicarakan.
Akan tetapi, setelah kemenangan Donald Trump dalam Pilpres kemarin yang salah satu kebijakan ekonominya adalah menurunkan tarif pajak penghasilan dan usaha serta akan memperkuat posisi keuangan perusahaan di AS maka kekhawatiran terhadap terjadinya pelemahan atau resesi ekonomi AS sudah mulai surut.
Ketiga, sentimen dimulainya momentum window dressing. Jika dilihat pada teknikal IHSG yang berhasil ditutup di atas MA20 daily pada 4 Desember lalu maka ini merupakan indikasi pembalikan trend yang terjadi di IHSG. Terakhir kali IHSG ditutup di atas MA20-nya terjadi pada 25 Oktober silam dan sejak saat itu pergerakan IHSG terus tertekan hingga ke level 7.041 dan menjadi level terendahnya sejak Juli lalu.
Jika dilihat dari data foreign flow juga, akhirnya investor asing mencatatkan pembelian bersih di pasar regular pada 3-4 Desember kemarin. Aliran dana asing yang masuk ke IHSG terakhir terjadi pada awal November, yang artinya selama November investor asing konsisten melakukan distribusi di saham-saham IHSG dan saat ini sudah kembali melakukan pembelian.
"Namun jika melihat nominal inflow yang dilakukan investor asing pada 3-4 Desember kemarin yang terbilang masih sedikit maka kita perlu melihat konsistensi dan agresivitas investor asing masuk kembali ke IHSG di tengah momentum window dressing tahun ini," paparnya.
Berkaca pada 3 sentimen di atas, terutama momentum dimulainya window dressing, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan sejumah saham yang layak untuk dipantau pekan ini dan dimaksimalkan profitnya dengan leverage:
- Saham BREN
Buy BREN (Current Price: 8.500, Entry: 8.500, Target Price: 9.200, Stop Loss: 8.150, Risk to Reward Ratio 1:2,0). BREN menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing pada pekan lalu. Emiten ini berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini.
- Saham PANI
Buy PANI (Current Price: 17.000, Entry: 17.000, Target Price: 18.300, Stop Loss: 16.500, Risk to Reward Ratio 1:2,0). PANI berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini. Sentimen positif datang dari segera rampungnya ruas jalan tol PIK 2 yang rencananya akan diumumkan pada akhir tahun atau Januari 2025 mendatang.
- Saham GOTO
GOTO (Current Price: 77, Entry: 74, Target Price: 86, Stop Loss: 68, Risk to Reward Ratio 1:2,0). GOTO menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing dalam 1 bulan terakhir. Emiten ini juga berpeluang menjadi saham yang mengalami kenaikan pada periode window dressing.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.