Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani memandang kehadiran BPI Danantara akan menjadi salah satu faktor pendorong masuknya investor ke Indonesia.
Dia menyatakan bahwa kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diniali mampu memberikan kepercayaan kepada investor agar tidak ragu membenamkan modalnya di Tanah Air.
“Investor masuk butuh partner, apalagi kalau infrastruktur yang berkaitan dengan public goods. Jadi, itu akan membuat investor yakin karena memang ada jaminan secara tidak langsung,” tutur Aviliani saat ditemui di Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Dengan demikian, lanjutnya, investor akan jauh percaya sekaligus lebih berani untuk membiayai pembangunan infrastruktur dalam negeri karena adanya jaminan yang berasal dari aset sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Dengan aset BUMN itu memberikan kepercayaan bahwa Danantara asetnya besar. Jadi, kalau investor masuk itu paling tidak punya partner sehingga kalau ada apa-apa punya jaminan secara tidak langsung,” tutur Aviliani.
Dalam perkembangan sebelumnya, Kepala BPI Danantara Muliaman D. Hadad memastikan bahwa lembaga baru tersebut akan menjadi mesin penggerak ekonomi kedua setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga
Muliaman menyampaikan Danantara hadir untuk mengonsolidasikan aset negara yang dipisahkan, lalu melipatgandakan nilainya guna memenuhi kepentingan ekonomi nasional.
“Istilahnya menjadi engine kedua setelah APBN. Jadi, ada gerakan ekonomi karena APBN, serta ada gerakan ekonomi karena juga konsolidasi dan leverage. Jadi, mudah-mudahan keinginan mencapai pertumbuhan yang tinggi itu bisa,” ucapnya.
Mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2017 ini juga memastikan Danantara akan dikelola secara profesional, transparan, dan mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Danantara secara bertahap memang disiapkan sebagai cikal bakal superholding perusahaan pelat merah. Pada tahap awal, dana kelolaan Danantara diproyeksi mencapai US$10,8 miliar yang berasal dari Indonesia Investment Authority (INA).
Selanjutnya, 7 BUMN bakal dikonsolidasikan ke Danantara dengan total asset under management (AUM) ditaksir mencapai US$600 miliar. Jumlah ini diramal meningkat hingga mencapai US$982 miliar dalam beberapa tahun ke depan.