Bisnis.com, JAKARTA — PT Timah Tbk. (TINS) memastikan bakal membagikan dividen untuk tahun buku 2024. Keputusan itu diambil setelah perseroan berhasil mencatatkan laba bersih yang signifikan sepanjang Januari hingga September 2024 di angka Rp908,78 miliar.
Direktur Utama TINS Ahmad Dani Virsal memperkirakan torehan laba hingga akhir 2024 bakal lebih tinggi dari posisi yang sempat merugi akhir tahun lalu.
“Dari rugi sampai ini ya [Rp908,78 miliar per September 2024], jadi cukup signifikan,” kata Dani saat ditemui di Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Adapun, manajemen TINS memperkirakan rasio dividen atau dividend payout ratio (DPR) untuk tahun buku 2024 bakal di rentang 30% sampai dengan 35%.
Hanya saja, Dani mengatakan, perseroannya masih menunggu kepastian besaran rasio yang akan ditetapkan oleh pemegang saham.
“Insyallah akan membagikan dividen tapi berapanya itu memang belum bisa kita sampaikan tergantung dari keputusan pemegang saham,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, TINS mengantongi laba bersih Rp908,78 miliar sepanjang Januari sampai dengan September 2024 sejalan dengan moncernya pendapatan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, pendapatan TINS tercatat naik 29,43% year-on-year (YoY) dari Rp6,37 triliun menjadi Rp8,25 triliun per kuartal III/2024.
Manajemen TINS menyampaikan kenaikan pendapatan terjadi di tengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari US$27.017 per ton pada 9 bulan 2023 menjadi US$31.183 per ton sepanjang Januari-September 2024.
Di sisi operasional, TINS membukukan kenaikan volume produksi bijih timah dan logam timah yang berimbas terhhadap kenaikan volume penjualan.
Sampai dengan kuartal III-2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 15.189 ton atau naik 36% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 11.201 ton. Adapun, produksi logam naik 25% YoY menjadi 14.440 ton dari 11.540 ton.
Sementara itu, volume penjualan logam timah naik 21% menjadi 13.441 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 11.100 ton.
Dalam 9 bulan 2024, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 91% dengan negara tujuan ekspor utama meliputi Singapura 16%, Korea Selatan 15%, India 11%, Jepang 10%, Amerika Serikat 9%, dan Belanda 8%.
Di sisi lain, harga pokok pendapatan TINS naik sebesar 4,5% YoY dari Rp5,79 triliun menjadi Rp6,05 triliun pada 9 bulan 2024. Dengan demikian, TINS membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dan EBITDA sebesar Rp2,08 triliun atau melonjak 194% dari 9 bulan 2023.
Laba bersih TINS itu berbalik positif dari rugi bersih Rp87,45 miliar pada Januari-September 2023. Alhasil, laba per saham TINS meningkat dari minus Rp12 menjadi Rp122.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.