Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Turun Terus ke 7.134, Saham AMMN, TLKM hingga GOTO Masih Cuan

IHSG ditutup melemah sebesar 0,38% atau 26,98 poin menuju 7.134,27 pada hari ini, Senin (18/11/2024).
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.134,28 pada Senin (18/11/2024). Di tengah pelemahan indeks, saham AMMN, TLKM, TPIA, BRMS, hingga GOTO masih membukukan kenaikan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,38% atau 26,98 poin menuju 7.134,27 hingga akhir perdagangan. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 7.161,32 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya 7.174,75.

Tercatat, sebanyak 198 saham menguat, 397 saham menurun, dan 193 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap di BEI mencapai Rp12.015,98 triliun.

Dari jajaran saham berkapitalisasi jumbo, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) masih menghijau dengan kenaikan sebesar 3,81% ke Rp9.525 per sahm. 

Posisi tersebut disusul saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang naik 1,97% menjadi Rp2.590. Adapun saham emiten Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) masih menguat 1,51% menuju posisi Rp6.725. 

Di sisi lain, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) masuk daftar saham top gainers. BRMS mencatatkan kenaikan 12,50% ke Rp450, sedangkan saham GOTO tumbuh 6,25% ke Rp68.

Adapun saham berkapitalisasi besar yang menurun dipimpin PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan koreksi 3,26% menuju level Rp6.675 per saham.

Kemudian ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang melemah 2,68% ke Rp4.350, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) turun 2,07% menuju Rp36.650, dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) terkoreksi 1,92% ke Rp14.050.

Selanjutnya ada PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang membukukan penurunan sebesar 5,61% menuju level Rp3.700 per saham. Penurunan ini terjadi usai perseroan mengumumkan pembagian dividen Rp41,7 triliun.

Di sisi lain, saham top gainers awal hari ini dihuni oleh saham PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) yang melesat 24,72% ke Rp3.330. Diikuti saham PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA) dengan pertumbuhan 21,05% ke Rp115.

Sementara itu, penghuni jajaran top losers adalah PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) yang merosot 19,59% ke Rp25.750, dan berikutnya oleh PT Multitrend Indo Tbk. (BABY) dengan penurunan 13,29% menuju Rp300 per saham.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menuturkan bahwa IHSG ditutup melemah 0,20% ke level 7.146.797 pada perdagangan sesi pertama hari ini. 

“Secara teknikal, indikator MACD cenderung bergerak sideways, sementara indikator Stochastic RSI sedang mengarah ke oversold area,” ujarnya. 

Eastspring Indonesia, dalam keterangan tertulis, menyebutkan bahwa seiring penurunan indeks komposit, mayoritas sektor terkoreksi dengan sektor teknologi turun paling dalam. Adapun, tekanan di IHSGsudah berlangsung sejak pekan lalu ketika investor asing mencatat jual bersih (net sell) sebesar Rp516,27 miliar pada Jumat (16/11/2024). Saat itu, nilai tukar rupiah turut melemah 0,08% ke level Rp15.874 per dolar AS. 

Beberapa rilis data makroekonomi yang belum memberikan gairah ke pasar saham termasuk data ekspor per Oktober yang naik 10,25% YoY didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas.

Di sisi lain, nilai impor meningkat lebih gintti 17,49% secara tahunan yang disebabkan oleh peningkatan volume dan penurunan rata-rata agregat. 

Surplus neraca perdagangan Indonesia hingga Oktober 2024 tercatat mencapai US$2,48 miliar, atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni US$3,26 miliar. 

Di samping itu, utang luar negeri per kuartal III/2024 tumbuh sebesar 8,3% YoY menjadi US$427,80 miliar. Kenaikan ini didorong perkembangan pada sektor publik dan pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang rupiah.

_____________________

 Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper