Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Danantara Kelola 7 BUMN Jumbo, Erick Thohir: Garis Tangan Saya Restrukturisasi

Kehadiran Danantara sebagai cikal bakal superholding disambut baik oleh Erick Thohir karena menunjukkan kinerja keuangan mayoritas BUMN semakin sehat.
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) bersama dengan Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Nawal Nely mengikuti pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Rapat tersebut membahas tentang evaluasi kinerja BUMN dan progres program restrukturisasi BUMN./Bisnis - Eusebio Chrysnamurti.
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) bersama dengan Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Nawal Nely mengikuti pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Rapat tersebut membahas tentang evaluasi kinerja BUMN dan progres program restrukturisasi BUMN./Bisnis - Eusebio Chrysnamurti.

Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai cikal bakal superholding perusahaan pelat merah menimbulkan sejumlah tanya.  

Salah satunya terkait fungsi Kementerian BUMN yang dinakhodai Erick Thohir, apabila Danantara secara sah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis pada pekan lalu, Danantara secara bertahap disiapkan oleh pemerintah sebagai cikal bakal superholding yang mengonsolidasikan BUMN dengan aset jumbo.

Pada tahap awal, dana kelolaan atau asset under management (AUM) Danantara akan mencapai US$10,8 miliar yang berasal dari Indonesia Investment Authority (INA). Langkah selanjutnya, sebanyak tujuh BUMN bakal dikonsolidasikan ke dalam Danantara.

Tujuh BUMN itu adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan holding BUMN pertambangan Indonesia, MIND ID.

Jika konsolidasi berjalan mulus, Danantara diperkirakan mengelola AUM senilai US$600 miliar. Jumlah itu ditargetkan meningkat hingga  US$982 miliar dalam beberapa tahun ke depan, sehingga memosisikan Danantara sebagai sovereign wealth fund (SWF) terbesar ke-4 di dunia.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Danantara merupakan salah satu visi Presiden Prabowo. Oleh karena itu, pihaknya mendukung rencana pemerintah untuk menghadirkan lembaga yang nantinya mengonsolidasikan perusahaan pelat merah berkinerja sehat. 

“Ketika banyak [BUMN] yang sehat ini mau dikonsolidasikan ya enggak apa-apa. Memang garis tangan saya restrukturisasi, sehingga yang sisa nanti kami restrukturisasi. Jadi, kompleksitas kajiannya sedang dibahas,” ujarnya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, pekan lalu. 

Hingga saat ini, sebanyak 7 dari 47 BUMN masih mencatatkan kinerja keungan negatif. Adapun, 40 perusahaan pelat merah lainnya yang merepresentasikan 85% dari total BUMN, telah mencatatkan kinerja keuangan secara sehat. 

Tujuh BUMN itu adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS), PT Bio Farma (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), Jiwasraya, Perumnas, dan PNRI.

Di sisi lain, Erick memandang kehadiran Danantara mencerminkan kinerja BUMN semakin baik setelah 5 tahun terakhir berkutat pada restrukturisasi. Apalagi, dividen untuk tahun buku 2025 juga berpotensi menembus rekor terbaru yakni Rp90 triliun. 

“Kalau kita lihat track record, yang tadinya [BUMN] untung Rp13 triliun sekarang Rp327 triliun dan ini adalah terbesar yang pernah ada, bahkan dividennya Rp90 triliun. Artinya, BUMN sehat,” kata Erick.

Persiapan Danantara 

Dalam perkembangan lain, Presiden RI Prabowo Subianto diketahui batal meresmikan Danantara yang semula dijadwalkan pada 7 November 2024.

Selain karena adanya lawatan Presiden ke luar negeri selama dua pekan, penundaan ini mencerminkan kehati-hatian pemerintah dalam mengambil kebijakan strategis. Langkah tersebut juga bertujuan agar Danantara disiapkan sebaik mungkin.

Ketua BPI Danantara Muliaman D. Hadad menjelaskan bahwa Presiden Prabowo meminta agar regulasi disiapkan secara matang sebelum Danantara diresmikan. Payung hukum sementara yang akan mengakomodasi gerak instansi ini adalah revisi Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden. 

“Iya persiapannya diusahakan sebaik mungkin. Disiapkan agar semua rapi baru kemudian beliau [Presiden Prabowo] launching,” ucapnya kepada awak media di Istana Kepresidenan, Jakarta. 

Sementara itu, para analis memperkirakan kehadiran Danantara berpotensi menjadi katalis positif bagi saham pelat merah, seperti BBRI, BMRI, BBNI, dan TLKM yang kelak dikonsolidasikan. 

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan bahwa langkah konsolidasi tersebut akan menjadi katalis positif bagi kinerja emiten pelat merah, karena dinilai mampu meningkatkan efisiensi operasional, akses pendanaan, hingga peningkatan tata kelola.

Menurutnya, penggabungan sumber daya dan pengurangan duplikasi fungsi dapat menurunkan biaya operasional. Selain itu, dengan struktur yang lebih kuat, BUMN akan memiliki askes lebih mudah ke pendanaan dengan biaya lebih rendah.

“Struktur superholding dapat memperkuat tata kelola perusahaan, meningkatkan transparansi, dan akuntabilitas,” ujar Felix kepada Bisnis.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper