Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 7 November 2024

Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif cenderung melemah di kisaran Rp15.820 - Rp15.920 per dolar AS hari ini.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa. Bisnis/Arief Hermawan P
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan rentan koreksi pada perdagangan hari ini, Kamis (7/11/2024), seiring dengan penguatan indeks dolar AS menyusul kemenangan Donald Trump di Pilpres AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.820 - Rp15.920 per dolar AS hari ini.

Dia mengatakan pergerakan rupiah kemarin dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama gelaran Pilpres AS. Menurutnya, pasar bersiap untuk masa jabatan kedua Donald Trump yang mengungguli Kamala Haris dalam gelaran Pilpres AS.

"Kemenangan Trump berpotensi mempertahankan suku bunga tetap tinggi dan dolar AS tetap kuat pada tahun-tahun mendatang. Selain itu, kemenangan Trump memberi dampak melonjaknya imbal hasil Treasury AS," kata Ibrahim, Rabu (6/11/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup dengan pelemahan 0,53% atau 84 poin ke posisi Rp15.833 per dolar AS pada Rabu (6/11/2024). Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau naik 1,56% ke posisi 105,03.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami tren pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 1,53%, won Korea Selatan melemah 1,01%, dolar Singapura melemah 1,29%, serta yuan China melemah 0,74%.

Sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Peso Filipina misalnya melemah 0,62%, rupee India melemah 0,16%, serta baht Thailand melemah 1,56% terhadap dolar AS.

Lebih lanjut, Trump diperkirakan akan memberlakukan lebih banyak kebijakan inflasi, mengingat pendiriannya tentang perdagangan proteksionis dan imigrasi. Skenario seperti itu diperkirakan membuat suku bunga relatif lebih tinggi dalam jangka panjang. 

Selain itu, prospek kemenangan Donald Trump menghadirkan lebih banyak tekanan ekonomi pada China. Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada China, menandakan lebih banyak tekanan ekonomi pada negara tersebut yang sedang bergulat dengan deflasi terus-menerus serta penurunan pasar properti berkepanjangan. 

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2024 melandai. Melemahnya pertumbuhan ini tak lepas dari melandianya konsumsi rumah tangga Indonesia. Hal ini menjadi permulaan yang kurang baik bagi pemerintahan baru Presiden RI Prabowo Subianto. Terlebih, konsumsi adalah mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melandai ke angka 4,95% secara tahunan (year on year/YoY) untuk kuartal III/2024 atau terburuk dalam setahun terakhir. Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal II/2024 yang berada di angka 5,05%.

16:11 WIB
Rupiah Ditutup Naik

Rupiah terapresiasi 0,59% menjadi Rp15.740 per dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (7/11/2024).

Pada saat bersamaan, indeks dolar AS mengalami penurunan 0,30% menjadi 104,78.

12:14 WIB
Rupiah Masuk Zona Hijau

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menuguat 0,30% menjadi Rp15.785 per dolar AS pada akhir sesi I, Kamis (7/11/2024).

Pergerakan rupiah mencapai berada di rentang Rp15.751 - Rp15.815 per dolar AS selama perdagangan sesi I hari ini.

09:27 WIB
Rupiah Meluncur di Zona Hijau

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,15% atau 24,5 poin ke level Rp15.808 sesaat setelah perdagangan dibuka. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,11% ke level 105,2.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,1%, dolar Hong Kong menguat 0,03%, dan won Korea Selatan menguat 0,1%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper