Bisnis.com, JAKARTA—Emiten konsumer melanjutkan aksi ekspor hingga pengujung kuartal III/2024. Sejumlah nama besar seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) membukukan kenaikan nilai ekspor di pasar internasional selama periode 9 bulan 2024.
Produsen mi instan Indomie ICBP tercatat mengantongi pemasukan dari ekspor sebesar Rp16,75 triliun sepanjang Januari—September 2024. Nilai itu tumbuh 15,10 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp14,56 triliun.
Dari capaian tersebut, Timur Tengah dan Afrika masih menjadi pasar utama penyumbang devisa ekspor Indofood. Total penjualan di kedua wilayah tersebut menembus Rp12,77 triliun, sedangkan wilayah Asia lainnya sebesar Rp1,58 triliun dan lain-lain Rp2,40 triliun. Penjualan di kawasan-kawasan tersebut kompak tumbuh dibandingkan dengan Januari—September 2023.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dan Sabela Nur Amalina dalam risetnya menyebutkan pertumbuhan ekspor ICBP pada kuartal III/2024 tumbuh hingga 22% dibandingkan dengan kuartal III/2023. Kenaikan signifikan tersebut terutama ditopang oleh pemulihan pasar Pinehill, entitas anak ICBP, dan solidnya pertumbuhan di pasar Amerika Serikat dan Kanada. Secara total, penjualan ekspor berkontribusi 23% terhadap total penjualan selama Januari-September 2024.
Natalia dan Sabela juga mencatat adanya kenaikan biaya iklan dan promosi guna mendukung meningkatnya volume penjualan ekspor ICBP selama periode ini. Tercatat dari total belanja iklan selama kuartal III/2024 yang setara dengan 4,2% dari pendapatan.
“Rasio belanja iklan tersebut lebih tinggi daripada target kami di 4%. Belanja terutama untuk mendukung perilisan produk baru dan kenaikan biaya pengapalan karena kenaikan volume ekspor,” tulis Natalia dan Sabela.
Sementara itu, ekspor Mayora selama periode 9 bulan tercatat tumbuh 8,63% year on year (YoY) dari Rp9,82 triliun pada 2023 menjadi Rp10,67 triliun. Ekspor ini mencerminkan kontribusi sebesar 41,63% dari total pendapatan Rp25,64 triliun hingga akhir kuartal III/2024. Pasar Asia menjadi kontributor terbesar dengan nilai ekspor mencapai Rp9,97 triliun dan lain-lain sebesar Rp705,24 miliar.
Teranyar, Mayora melepas ekspor ke kawasan Timur Tengah dengan nilai mencapai US$1 juta atau sekitar Rp15,7 miliar. Direktur Utama MYOR Andre Sukendra Atmadja mengemukakan bahwa aktivitas ekspor ke wilayah tersebut tetap berjalan lancar meskipun konflik tengah memanas.
Aktivitas ekspor Mayora tercatat ditopang oleh fasilitas produksinya yang berlokasi di Filipina. Pabrik pengolahan ini fokus memproduksi produk kopi bubuk dan instan.
ICBP dan MYOR sendiri merupakan dua saham konsumer pilihan utama BRI Danareksa Sekuritas. Kedua emiten tersebut diperkirakan melanjutkan tren positif kinerja pada kuartal IV/2024 seiring dengan kontribusi periode akhir tahun yang mencapai 25%-26%.
“Dengan Ramadan 2025 yang jatuh pada akhir Maret, kami memperkirakan adanya kenaikan pada kuartal I/2025 yang akan memberi dorongan lanjutan pada sektor konsumer,” tulis Natalia dan Sabela.
Meski demikian, mereka memberi catatan soal risiko eskalasi konflik geopolitik yang dapat berdampak pada harga komoditas dan rantai pasok. Tekanan tersebut berpotensi mengerek naik beban produksi perusahaan konsumer.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.