Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Bank OCBC NISP Naik 25%, Lo Kheng Hong Pegang Segini

Lo Kheng Hong masih masuk 10 besar pemegang saham Bank OCBC NISP sampai dengan akhir kuartal III/2024.
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank OCBC NISP Tbk. di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) PT Bank OCBC NISP Tbk. di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Investor kawakan Lo Kheng Hong masih bertahan sebagai salah satu pemegang saham terbesar PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) di tengah torehan pertumbuhan laba bersih pada kuartal III/2024.

Berdasarkan data laman resmi Bank OCBC NISP Jumat (1/11/2024), nama Lo Kheng Hong muncul di daftar 10 besar pemegang saham NISP sampai dengan 30 September 2024. 

Secara terperinci, Lo Kheng Hong memegang 122,07 juta lembar saham NISP atau setara dengan 0,53%. Kepemilikan itu membuatnya menempati posisi kedelapan di daftar pemegang saham terbesar Bank OCBC NISP.

Sebagaimana diketahui, Bank OCBC NISP melaporkan raihan laba bersih senilai Rp3,8 triliun per kuartal III/2024 atau per akhir September 2024.

Nilai tersebut naik 25% secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp3,1 triliun.

Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan pertumbuhan laba bersih sebesar 25% YoY didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik sebesar 10% YoY, seiring dengan penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan.

“Memasuki kuartal ketiga tahun ini, bank semakin tangguh dengan mencatatkan kinerja yang tumbuh secara konsisten. Pertumbuhan aset yang mencapai 16% dan dana pihak ketiga sebesar 8% mencerminkan kepercayaan nasabah yang semakin besar terhadap OCBC," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (31/10/2024).

Pada periode yang sama, rasio kredit bermasalah (NPL) bruto dan loan at risk masing-masing turun sebesar 0,1% dan 0,2%, sehingga menjadi 1,8% dan 5.6% pada kuartal ketiga tahun ini.

Dari sisi penyaluran dana, kredit ritel tumbuh sebesar Rp10,6 triliun atau 21% YoY dan kredit perbankan bisnis tumbuh sebesar Rp6,4 triliun atau 7% YoY.

Selain itu, return on equity (ROE) meningkat menjadi 13,9%. Kondisi likuiditas OCBC juga tercatat sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 259,5%, jauh di atas ketentuan regulator.

Dari sisi pembiayaan, per 30 September 2024, Bank telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) sebesar Rp35,54 triliun, di mana 45,3% di antaranya merupakan penyaluran dalam bentuk sustainability-linked loan dan green financing.

Jumlah transaksi OCBC melalui e-channel, baik untuk individu dan bisnis juga terus meningkat, dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 58% YoY.

Pengguna aktif individu internet banking dan OCBC Mobile meningkat sebesar 30% YoY, sedangkan pengguna OCBC Business Mobile untuk nasabah korporasi mengalami peningkatan jumlah pengguna sebesar 30% YoY dan jumlah transaksinya meningkat sebesar 64% YoY.

Parwati melanjutkan dengan penurunan suku bunga BI baru-baru ini, diharapkan membuka ruang bagi perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan kredit dalam membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Tentunya, dengan senantiasa berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian, OCBC terus berkomitmen untuk mendukung aspirasi nasabah baik individu dan bisnis,” ujarnya.

Sepanjang kuartal ketiga 2024, OCBC telah mencapai berbagai milestone dalam usaha untuk terus memberikan layanan yang komprehensif bagi nasabah.

Per tanggal 1 September 2024, penggabungan (merger) antara PT Bank Commonwealth menjadi bagian dari Bank OCBC NISP telah efektif, setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dengan persetujuan tersebut, kedua bank sudah menjadi satu di bawah entitas PT Bank OCBC NISP Tbk. dan nasabah Bank Commonwealth secara otomatis beralih menjadi nasabah OCBC.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper