Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjut menguat ke level 7.347 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (21/10/2024) jelang pelantikan menteri kabinet Prabowo-Gibran. Saham AMRT, ASRI hingga PTPP turut direkomendasikan analis hari ini.
Tim analis MNC Sekuritas menyatakan IHSG menguat 0,32% ke level 7.760 pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (18/10/2024), dan masih didominasi oleh volume pembelian. Kami memperkirakan, posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [iii] pada skenario hitam, atau wave [iii] dari wave 5 pada skenario merah.
"Hal tersebut berarti, IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7.810-7.910.," kata Tim Analis MNC Sekuritas dalam riset harian.
Adapun, pada perdagangan hari ini, MNC sekuritas menyebut level support IHSG akan berada di kisaran 7.595, 7.518, sedangkan level resistansi berada pada rentang 7.810, 7.910.
Saham-saham yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas pada perdagangan hari ini adalah AMRT, ASRI, BBCA dan PTPP.
AMRT - Buy on Weakness
Baca Juga
Saham AMRT menguat 0,90% ke 3,360 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. Saat ini, posisi AMRT diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave iii dari wave (v), sehingga AMRT masih berpeluang melanjutkan penguatannya.
- Buy on Weakness: 3,230-3,310
- Target Price: 3,420, 3,520
- Stoploss: below 3,200
ASRI - Buy on Weakness
Saham ASRI bergerak flat ke 238 disertai dengan munculnya volume pembelian. Kami memperkirakan, posisi ASRI sedang berada pada bagian dari wave [iii] dari wave 5, sehingga ASRI masih berpeluang menguat.
- Buy on Weakness: 230-234
- Target Price: 258, 274
- Stoploss: below 226
BBCA - Buy on Weakness
Saham BBCA menguat 0,23% ke 10,750 disertai dengan munculnya volume penjualan. Best case, posisi BBCA saat ini sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [iii], sehingga BBCA masih berpeluang melanjutkan penguatan pada skenario hitam.
- Buy on Weakness: 10,575, 10,675
- Target Price: 10,975, 11,175
- Stoploss: below 10,375
PTPP - Buy on Weakness
Saham PTPP menguat 0,85% ke 474 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Selama masih mampu di atas 456 sebagai stoplossnya, maka posisi PTPP saat ini sedang berada di awal wave [iii] dari wave C.
- Buy on Weakness: 464-472
- Target Price: 490, 525
- Stoploss: below 456
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan susunan Kabinet Merah Putih yang terdiri dari jajaran menteri, dan kepala badan setingkat menteri pada Minggu malam (20/10/2024).
Para tokoh-tokoh calon menteri tersebut sebelumnya sudah mulai berdatangan ke Istana Merdeka pada Minggu malam. Terdapat sejumlah tokoh mulai dari Erick Thohir, Sri Mulyani, hingga Bahlil Lahadahlia.
Berdasarkan catatan Bisnis, terdapat 53 tokoh yang menjadi menteri kabinet Prabowo-Gibran. Mayoritas adalah wajah-wajah baru. Sisanya adalah menteri yang pernah menjabat di Kabinet Indonesia Maju atau KIM Joko Widodo (Jokowi).
Rencananya 53 calon menteri tersebut akan dilantik oleh Prabowo di Istana Negara pada hari ini, Senin (21/10/2024).
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan mencuatnya nama-nama seperti Sri Mulyani memang direspon positif oleh pasar. Transisi pemerintahan yang diproyeksikan akan mulus memberikan faktor kuat bagi pergerakan IHSG.
Akan tetapi, menurutnya pada perdagangan hari ini, IHSG mencatatkan kinerja positif tersengat oleh ekspektasi pasar atas kinerja keuangan emiten di Bursa pada kuartal III/2024.
"Jadi, faktor itu [transisi pemerintahan] kuat. Akan tetapi lebih untuk perdagangan jangka pendek," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (15/10/2024).
Di sisi lain, menurutnya IHSG memiliki outlook yang bagus pada akhir tahun ini atau pada masa transisi pemerintahan. "Potensinya lebih positif karena ada sentimen dari pembatalan PPN 12% dan beberapa kebijakan insentif yang akan diberikan pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran," jelasnya.
Ia juga memproyeksikan IHSG masih berada di kisaran target 7.925-8.000 pada akhir tahun ini. Meski begitu, terdapat sejumlah tantangan yang menghinggapi pasar pada akhir tahun ini. "Tantangannya lebih ke data inflasi dan kekhawatiran daya beli yang masih lemah," ujarnya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.