Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 2 Oktober 2024

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksi lanjut melemah pada perdagangan Rabu (2/10/2024) setelah ditutup di zona merah kemarin.
Ana Noviani, Dionisio Damara Tonce
Rabu, 2 Oktober 2024 | 06:43
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksi lanjut melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (2/10/2024) setelah ditutup di zona merah kemarin. 

Mengutip data Bloomberg, rupiah melemah 66 poin atau 0,44% ke level Rp15.206 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (1/10/2024). Pada saat yang sama, indeks dolar AS menguat 0,18% ke posisi 100,96.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup melemah. Yen Jepang dan won Korea, misalnya, masing-masing menurun 0,25% dan 0,55%. Di samping itu, yuan China melemah 0,11%, rupee India turun 0,02%, sedangkan baht Thailand melemah 0,43%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah bakal bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini.

"Rupiah berpotensi ditutup melemah pada rentang Rp15.130 – Rp15.240 per dolar AS pada Rabu [2/10/2024]," tulisnya dalam riset.

Ibrahim menyampaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut dan perkembangan deflasi di Indonesia turut mempengaruhi prospek pergerakan rupiah ke depan. 

Dalam perkembangan terkini, lanjutnya, bank sentral AS The Fed kemungkinan tetap mempertahankan pemotongan suku bunga seperempat poin dalam pertemuan ke depan. 

“Para pedagang tetap yakin The Fed akan memangkas lagi pada pertemuan penetapan kebijakan berikutnya pada November, tetapi memangkas ekspektasi untuk pengurangan 50 bps menjadi 35,4% dari 53,3%,” paparnya.

Dari dalam negeri, tingkat inflasi Indonesia pada September 2024 mencapai 1,84 % secara tahunan (year on year/YoY). Namun, terjadi deflasi 0,12% secara bulanan (month on month/MtM) yang menyebabkan Indonesia mengalami deflasi 5 bulan beruntun.

Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau, dengan deflasi sebesar 0,59% dan memberikan andil deflasi 0,17%.

Sementara itu, terdapat komoditas dengan andil inflasi antara lain komponen ikan segar dan kopi bubuk, dengan andil masing-masing 0,02%. Komponen penyumbang inflasi lainnya adalah biaya kuliah akademi perguruan tinggi, juga sigaret kretek mesin.

“Sebelumnya, proyeksi para analis memperkirakan bahwa secara tahunan inflasi di Indonesia akan mereda. Dari 29 ekonom, nilai tengah proyeksi inflasi September 2024 adalah 2,00% YoY, turun dari posisi Agustus 2024 dengan inflasi 2,12% YoY,” pungkasnya.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper