Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Solid ACES di Tengah Berakhirnya Lisensi ACE Hardware

Emiten peritel PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) telah mencatatkan pertumbuhan penjualan yang bertenaga pada tahun ini.
Pengunjung beraktivitas di salah satu gerai PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) di Jakarta, Senin (3/4/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di salah satu gerai PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) di Jakarta, Senin (3/4/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten peritel PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) telah mencatatkan pertumbuhan penjualan yang berkilau pada tahun ini. Namun, ACES dihadapkan pada kondisi rebranding setelah perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings, Ltd. berakhir.

Berdasarkan laporan Stockbit Sekuritas, ACES telah mencatatkan pertumbuhan penjualan toko yang sama alias same store sales growth (SSSG) sebesar 11,1% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2024. Pertumbuhan penjualan tersebut lebih kencang dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Juli 2024, yakni 4,6% YoY.

Hasil tersebut membuat SSSG ACES selama delapan bulan 2024 tumbuh 9,9% YoY, di atas target perusahaan pada 2024 yang mengincar minimum tumbuh 7% YoY.

Adapun, raupan SSSG pada Agustus 2024 didominasi oleh pertumbuhan penjualan di luar Jawa 14,9% YoY, diikuti Jawa di luar Jakarta 10,7% YoY, dan Jakarta 5,9% YoY.

Dalam risetnya, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Abyan H. Yuntoharjo menilai penjualan ACES pada Agustus 2024 itu didorong oleh kegiatan promosi yang bertema Hari Kemerdekaan. Selain itu, ACES telah berhasil menambah satu toko di Puri Indah Mall seluas 1.400 m2.

"Pada September 2024, gambaran umum dari manajemen pun menunjukkan hal positif, menyoroti SSSG yang solid, tema promosi yang bergulir untuk mendorong produk kategori hobi dan relaksasi," tulis Abyan dalam risetnya pada Senin (23/9/2024).

Berkaca pada laporan keuangan per semester I/2024, ACES telah mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 21% YoY menjadi Rp366 miliar.

Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan bersih yang mengalami pertumbuhan 14% YoY mencapai Rp4,1 triliun.

Head of Corporate Communications Melinda Pudjo mengatakan dengan capaian tersebut, perseroan optimistis mampu mencatatkan kinerja yang konsisten pada kuartal III/2024, hingga akhir tahun nanti.

Sejumlah strategi pun telah disiapkan ACES. Perusahaan misalnya berfokus pada inovasi, ekspansi toko di berbagai wilayah di Indonesia, serta optimalisasi infrastruktur digital melalui layanan omni-channel

"Kami juga melakukan penguatan stok dan portofolio produk melalui berbagai home brand kami, serta penerapan kegiatan pemasaran yang kreatif dan agresif," kata Melinda kepada Bisnis pada akhir pekan lalu, Jumat (20/9/2024).

Selain itu, pada akhir tahun, ACES secara historis mencatatkan penjualan tinggi.

"Secara historis, Desember mencatatkan indikasi penjualan yang relatif tinggi dibanding bulan-bulan lainnya, hal ini sehubungan dengan perayaan Natal dan tahun baru," tutur Melinda.

Untuk itu, ACES memanfaatkan momentum dengan strategi pemasaran dan produk-produk yang menarik yang akan ditawarkan kepada seluruh pelanggan.

Lepas Lisensi ACE Hardware

Meski begitu, konsistensi pertumbuhan penjualan ACES diuji oleh keputusan lepasnya lisensi ACE Hardware International Holdings.

Sebagai konteks, ACES telah menjalankan perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings sejak 1996. Perjanjian lisensi dalam kurun waktu 15 tahun itu kemudian diperpanjang.

Dalam perjalanannya, pada 19 Januari 2010, perusahaan kembali memperpanjang jangka waktu lisensi sampai dengan 31 Desember 2024 alias akhir tahun ini. Namun, ACES memutuskan tidak melanjutkan lagi lisensi ACE Hardware ke depan. Dengan begitu, ACES tak lagi memiliki lisensi ACE Hardware pada 2025.

Seiring dengan lepasnya lisensi ACE Hardware, ACES pun telah menjalankan upaya rebranding. ACES telah mengubah nama perusahaan. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 7 Juni 2024 lalu, nama baru emiten berkode ACES itu adalah Aspirasi Hidup Indonesia. Nama baru kemudian berlaku efektif sejak 8 Juni 2024. 

Pertumbuhan Solid ACES di Tengah Berakhirnya Lisensi ACE Hardware

Selain mengubah nama, ACES juga telah meluncurkan logo baru perusahaan yang berbeda dengan yang sebelumnya dipakai oleh ACE Hardware di AS.

ACES pun tengah mempersiapkan peluncuran identitas merek baru yang dijadwalkan akan diperkenalkan kepada seluruh pelanggan pada awal 2025.

"Kami sangat yakin bahwa persiapan matang yang sedang kami upayakan ini mampu mempertahankan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar, mempertahankan daya saing yang kuat di industri ritel, semakin relevan dengan kebutuhan setiap pelanggan, serta memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap seluruh pemangku kepentingan," kata Direktur Aspirasi Hidup Indonesia Gregory S. Widjaja dalam keterangan tertulis pada bulan lalu (27/8/2024).

ACES saat ini telah memiliki 241 toko yang beroperasi di 73 kota di seluruh Indonesia. ACES juga telah membuka 10 toko dan menjangkau enam wilayah baru yakni Banyuwangi, Garut, Banda Aceh, Tanjungpinang, Ternate, dan Palopo.

Sebelumnya, Gregory mengatakan ratusan gerai ACES tetap memakai nama ACE hingga perjanjian lisensi berakhir.

Saham ACES Masih Prospektif?

Seiring dengan upaya rebranding dan keputusan lepas lisensi ACE Hardware, saham ACES dinilai masih prospektif.

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menunjukan bahwa sebanyak 21 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk ACES. Tiga sekuritas memberikan rekomendasi hold dan dua sekuritas merekomendasikan sell. Target harga saham ACES berada di level Rp962,13 dalam 12 bulan ke depan.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan aksi rebranding tersebut memang diapresiasi investor. Selain itu, saham ACES juga potensial karena akan mendapatkan dorongan dari pertumbuhan konsumsi domestik. 

"Konsumsi domestik yang kuat berpotensi meningkatkan kinerjanya," ujar Nafan kepada Bisnis pada Kamis (19/9/2024).

Analis MNC Sekuritas Raka Junico juga mengungkapkan bahwa ada tanda-tanda perbaikan daya beli masyarakat ke depan. Hal itu kemungkinan bisa menopang berlanjutnya kinerja positif ACES untuk sisa 2024.

Dalam riset terbarunya, Mirae Asset Sekuritas juga merekomendasikan beli untuk ACES dengan target harga Rp1.100. Pertimbangannya, lintasan pertumbuhan pendapatan ACES akan kuat hingga dobel digit.

Namun, ada risiko yang juga dicermati, yakni penurunan utama termasuk mencapai SSSG yang lebih rendah dari yang diharapkan serta fluktuasi daya beli konsumen.

Sementara, analis Bahana Sekuritas Christine Natasya menilai saham ACES masih prospektif karena didorong upaya ekspansi pada tahun ini. "Kami mempertahankan target harga ACES sebesar Rp1.100 per saham," ujarnya dalam riset.

Meskipun, ada beberapa risiko yang mesti diperhatikan. Misalnya, ekspansi toko di luar Jawa yang lebih tinggi dari perkiraan, mengarah pada leverage operasional yang lebih rendah.

Kemudian, biaya sewa menjadi lebih tinggi, persaingan yang ketat di luar Jawa, serta konsumen yang mulai beralih ke belanja daring karena daya tarik harga produk yang lebih tinggi. Lalu, tidak ada produk inovatif baru dari perusahaan, serta daya beli masyarakat Indonesia yang melemah mesti diantisipasi. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper