Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Reksa Dana Saham Tersulut hingga di Balik Smelter Amman & Freeport

Tren koreksi reksa dana saham memudar seiring dengan kebijakan suku bunga acuan hingga fakta-fakta di balik Smelter Amman dan Freeport.
Pengguna salah satu aplikasi reksa dana menunjukan daftar penjualan sukuk ritel Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta. Berita pilihan BisnisIndonesia.id mulai dari tren koreksi reksa dana saham memudar seiring dengan kebijakan suku bunga acuan hingga fakta-fakta di balik Smelter Amman dan Freeport. Bisnis/Abdurachman
Pengguna salah satu aplikasi reksa dana menunjukan daftar penjualan sukuk ritel Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta. Berita pilihan BisnisIndonesia.id mulai dari tren koreksi reksa dana saham memudar seiring dengan kebijakan suku bunga acuan hingga fakta-fakta di balik Smelter Amman dan Freeport. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Reksa dana saham memetik berkah dari kebijakan pemangkasan suku bunga acuan yang telah dinantikan pelaku pasar sejak awal tahun 2024.

Head of Research Pasardana.id Beben Feri Wibowo mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga acuan memberikan manfaat terhadap kinerja reksa dana saham. Seperti diketahui, Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), sedangkan bank sentral Amerika Serikat, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps.

Beben mencatat bahwa ada perubahan kinerja reksa dana pada waktu sebelum dan sesudah pemangkasan suku bunga acuan terjadi. Pada 20 September 2024, kinerja reksa dana -2,2% sedangkan pada 19 Juni 2024, mencapai -14,55%.

“Reksa dana saham menjadi yang terdampak positif lebih besar ketika pemangkasan suku bunga acuan terjadi,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (23/9/2024).

Artikel tentang reksa dana saham menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Selasa (24/9/2024). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:

 

Benang Kusut Perlindungan Data yang Tak Kunjung Terurai

Rentetan kasus kebocoran data yang masih saja terus menerus terjadi, menjadi bukti nyata betapa rapuhnya perlindungan siber di negeri ini. Terlebih, kebocoran data tersebut makin marak terjadi di instansi pemerintahan.

Terbaru, sedikitnya ada 6 juta data nomor pokok wajib pajak (NPWP) dari Direktorat Jenderal atau Ditjen Pajak Kementerian Keuangan yang bocor dan diperjualbelikan di situs gelap, padahal masalah kebocoran data pribadi warga Indonesia pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang terjadi beberapa waktu lalu masih belum pulih.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa saat ini Kemenkominfo bersama dengan Kementerian Keuangan tengah berkoordinasi terkait dengan kebocoran data NPWP di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Dia mengaku bahwa pihaknya tengah menunggu laporan lebih detail. “Kami akan melakukan satu rapat koordinasi. Nah, nanti di sana mungkin akan menjadi lebih jelas dari mana data-data itu bisa sampai ke tangan yang tidak benar,” kata Nezar saat ditemui di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (23/9/2024).

 

Lion Group Diduga Lakukan Praktik Monopoli Tiket Penerbangan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga adanya praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan Lion Group di industri penerbangan domestik.

Dugaan itu muncul setelah perwakilan Lion Group baik Lion Air, Batik Air maupun Wings Air dinilai tidak memenuhi Putusan Mahkamah Agung dalam melaporkan setiap perubahan kebijakan tarif kepada lembaga tersebut.

Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M. Fanshurullah Asa menyebutkan Lion Group sebagai satu-satunya maskapai penerbangan yang tidak patuh pada Putusan MA. Sikap tersebut membuat KPPU menduga adanya perbuatan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan perusahaan nasional itu.

“[KPPU] berinisiatif untuk mulai melakukan penyelidikan awal atas perusahaan tersebut. Tindakan ini diputuskan KPPU dalam Rapat Komisi yang dilangsungkan kemarin, tanggal 18 September 2024 di Kantor Pusat KPPU Jakarta,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Senin (23/9/2023).

 

Reksa Dana Saham Tersulut Kebijakan Suku Bunga

Infovesta Utama dalam laporannya menyebutkan bahwa kinerja reksa dana saham menikmati cuan dari pemangkasan suku bunga acuan. Berdasarkan data mingguan Infovesta Utama periode 13-20 September 2024, kinerja reksa dana kompak menguat, baik dengan aset dasar saham maupun surat utang. Indeks reksa dana saham mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 0,84%. Apresiasi ini kontras dengan pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada periode yang sama sebesar 0,88%.

Selanjutnya, indeks reksa dana campuran menyusul dengan penguatan 0,8%; sedangkan indeks reksa dana pendapatan tetap tercatat mengalami kenaiikan 0,69% dan indeks reksa dana pasar uang naik relatif 0,11%.

Tim Riset Infovesta Utama menjelaskan penguatan seluruh indeks reksa dana merupakan kelanjutan euforia investor setelah Bank Indonesia dan The Fed memangkas suku bunga. Bahkan, reksa dana saham tetap menikmati kenaikan kendati IHSG terperosok.

IHSG mengalami pelemahan memang lebih disebabkan oleh pengumuman dari FTSE Russell yang akan mengeluarkan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dari indeks FTSE.

 

Pundi-pundi Non-DPK Bank Sebelum Efek Rambatan Pelonggaran Suku Bunga

Kalangan perbankan mempertebal dana di luar dana pihak ketiga (DPK) sejalan dengan dampak pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang belum menunjukkan tajinya.

Raupan dana pihak ketiga (DPK) alias simpanan nasabah di bank kembali mengalami perlambatan pada Agustus 2024 yang tumbuh 6,8% secara tahunan atau lebih rendah dari realisasi pertumbuhan pada Juli 2024 dengan 7,7%.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang diterbitkan Bank Indonesia, penghimpunan DPK pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp8.364,7 triliun atau tumbuh 6,8% secara tahunan (year-on-year/YoY). Capaian ini lebih lambat dibanding bulan sebelumnya yaitu Juli 2024 yang hanya tumbuh sebesar 7,7% YoY.

“Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 13,4% YoY dari perorangan 1% YoY,” tulis BI dalam laporannya, Senin (23/9/2024).

 

Fakta di Balik Proyek Smelter Amman Mineral dan Freeport Indonesia

Presiden Joko Widodo meresmikan dua megaproyek smelter tembaga baru di Indonesia pada hari ini, Senin (23/9/2024). Kedua fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga tersebut menandai tonggak sejarah baru dalam upaya pemerintah mendorong penghiliran di sektor mineral dan batu bara, serta meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia.

Dengan adanya smelter tersebut, Indonesia tidak lagi sekadar mengekspor bahan mentah, tetapi juga produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi.

Hal ini akan meningkatkan devisa negara, membuka lapangan kerja baru, serta mendorong pertumbuhan industri hilir. Selain itu, keberadaan smelter juga akan memacu transfer teknologi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Adapun, kedua proyek penghiliran yang diresmikan Jokowi hari ini adalah smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral Internasional Tbk. di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Gresik, Provinsi Jawa Timur, dengan total investasi mencapai Rp79 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper