Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Merangkak Naik, Intip Saham Jagoan Samuel Sekuritas

Samuel Sekuritas merevisi naik proyeksi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada tahun ini. Bagaimana prospeknya?
Pekerja memindahkan buah kelapa sawit dari perkebunan ke truk pengangkut di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pekerja memindahkan buah kelapa sawit dari perkebunan ke truk pengangkut di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Samuel Sekuritas merevisi naik proyeksi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada tahun ini sejalan dengan ekspektasi kenaikan harga minyak nabati itu pada akhir tahun ini. 

Harga sawit merangkak naik pada medio September 2024. Samuel Sekuritas mencatat sepanjang 12—19 September 2024, harga CPO meningkat 0,3% secara mingguan menjadi rata-rata 3.905 ringgit per ton. 

Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dan Ahnaf Yassar mengatakan kenaikan itu didorong oleh kekhawatiran produksi CPO Malaysia yang lebih rendah. 

“Pada titik ini, kami menaikkan proyeksi rata-rata harga CPO pada 2024 menjadi 4.100 ringgit per ton dari rata-rata 3.986 ringgit per ton secara year-to-date,” tulisnya dalam riset, Jumat (20/9/2024). 

Berdasarkan estimasi, lanjut Farras dan Ahnaf, produksi CPO Malaysia jatuh 4% secara bulanan sepanjang paruh pertama September akibat cuaca kering. Di sisi lain, reli harga minyak kedelai juga mendukung apresiasi harga CPO. 

“Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah Indonesia menurunkan bea keluar menjadi 7,5% melalui PMK No.62/2024 yang efektif pada 21 September 2024,” imbuhnya. 

Beleid itu mengatur tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Pada Kementerian Keuangan.

Farras dan Ahnaf menyebut penurunan pungutan ekspor itu akan membawa manfaat bagi emiten perkebunan di sisi hilir. 

Di sektor tersebut, saham PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) dan PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk. (NSSS) menjadi pilihan teratas. Target harga untuk saham TAPG dipatok Rp800 dan NSSS diproyeksi dapat menyentuh Rp265 per saham. 

Menurutnya, proyeksi itu didukung oleh profil tanaman yang relatif muda atau kurang dari 10 tahun, potensi tingginya produktivitas dan yield kebun. 

------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper