Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN (PGAS) Ungkap Alokasi Gas Blok Corridor (MEDC) Susut Menjadi 129 BBtud

PGN (PGAS) membeberkan alokasi gas dari Blok Corridor susut sampai ke level 129 BBtud di 2028 — lebih rendah dari kontrak hasil amandemen di level 410 BBtud.
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN Arief S. Handoko membeberkan alokasi gas dari Blok Corridor, garapan Medco E&P Grissik Ltd. (MEPG), bakal susut ke level 129 miliar satuan panas britania per hari (BBtud) pada 2028 mendatang. 

Arief mengatakan perseroan telah berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengantisipasi tren susut pasokan gas yang berlanjut dari blok kelolaan anak usaha, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC). 

“Ada penurunan aliran gas dengan pasokan yang berasal dari Corridor yang tadi saya sebutkan dari 410 BBtud yang kita dapatkan pada 2024 ini menurun menjadi 129 BBtud pada 2028,” kata Arief saat Public Expose Kinerja Konsolidasi Semester I/2024 secara daring, Selasa (17/9/2024). 

Padahal, perusahaan gas negara itu telah meneken amandemen Perjanjian Jual-Beli Gas (PJBG) dengan Medco sepanjang 2024 sampai dengan 2028 dengan alokasi sekitar 410 BBtud pada pertengahan Desember 2023 lalu. 

Hanya saja, menurut Arief, belakangan alokasi itu bakal susut bertahap ke level 129 BBtud sampai 2028. 

Pasokan gas dari Blok Corridor dengan kontrak 2.310 TBTU itu sudah mengalir sejak 9 Agustus 2004, saat lapangan dikelola ConocoPhillips Ltd. (Grissik).

 Adapun, harga terkontrak gas dari Blok Corridor dipatok di level US$5,44 per per metric million british thermal unit (MMBtu). 

Belakangan lewat amandemen kontrak, otoritas hulu migas meniadakan kuota ekspor untuk Medco dari Blok Corridor. Seluruh produksi gas mesti dialihkan untuk PGAS. 

Berdasarkan laporan MEDC selaku operator blok, total penyerahan harian gas berdasarkan kontrak lama mencapai sekitar 700 BBtud, dengan 83% dijual ke pembeli domestik dan 17% diekspor ke Singapura. Artinya, pasokan gas ke PGN susut 45,25% atau turun 181 BBtud pada PJBG yang anyar saat ini. 

Arief mengatakan perseroannya bakal mengejar perpanjangan kontrak gas pipa existing, kontrak baru dari PetroChina Jabung, Blok Duyung garapan Condrad Asia Energy, Jadestone, serta Medco South Sumatra. 

Selain itu, dia menambahkan, perseroan turut mengincar  komersialisasi gas dari sejumlah blok yang belum terkontrak di wilayah Jawa Timur. Nantinya, rencana ini bakal mengikuti kemajuan pengembangan proyek pipa transmisi Cisem Tahap II (Batang-Kandang Haur Timur).

“Pasokan LNG disiapkan untuk memenuhi kekurangan pasokan gas dari pipa, potensi pasokan dari LNG Bontang, Tangguh, LNG Donggi Senoro, dan kita uga mengantisipasi opsi impor LNG apabila defisit ini tidak bisa dipenuhi dari kilang LNG di Indonesia,” katanya. 

Adapun, tambahan kargo LNG itu belakangan diperlukan untuk menambal pasokan defisit gas pipa dari beberapa lapangan di kawasan Sumatra bagian tengah, Sumatra Selatan dan Jawa bagian barat.  

Beberapa lapangan yang mengalami penurunan salur gas itu di antaranya Blok Corridor, PEP Sumatra Selatan (Regional 1), PEP Jawa Barat (Regional 2), PHE Jambi Merang dan sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi di kawasan tersebut.   

Sebelumnya, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi menuturkan, lembaganya saat ini terus memfinalisasi upaya penambahan kargo itu untuk menutup defisit gas pipa yang terjadi di sejumlah lapangan terkontrak dengan PGN.  

“Terus difinalisasi, terkait besaran volume, ketersediaan pasokan sesuai jadwal, harga, maupun term komersial lainnya. Diperkirakan Juni-Juli 2024 akan dapat direalisasikan,” kata Kurnia saat dikonfirmasi, Selasa (7/5/2024).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper