Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astra (ASII) Baru Pakai Capex Rp9 Triliun, Akhir Tahun Bakal Jorjoran

Astra (ASII) telah merealisasikan belanja modal (capex) Rp9 triliun pada semester I/2024.
Menara Astra/Dok. Astra International
Menara Astra/Dok. Astra International

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) menyampaikan telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp9 triliun pada semester I/2024. Sementara itu, pada tahun ini ASII menyiapkan dana capex dan investasi senilai Rp32 triliun.

Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti mengatakan, mayoritas capex perseroan dialokasikan untuk menunjang lini bisnis pertambangan dan alat berat, PT United Tractors Tbk. (UNTR).

"Realisasi capex konsolidasi semester pertama ini sekitar Rp9 triliun, dan terutamanya untuk pembelian alat berat di bisnis kontraktor penambangan anak usaha kami, Grup United Tractors," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Sabtu (3/8/2024).

Tira pun mengungkapkan bahwa Grup Astra akan menggelontorkan capex dalam jumlah besar pada akhir tahun. Kendati demikian, dana itu akan dibelanjakan berdasarkan kebutuhan serta melihat dinamika pasar. 

"Ada capex yang baru akan dibelanjakan dalam jumlah besar mungkin menjelang akhir tahun. Ada juga capex yang bisa jadi ditunda dulu belanjanya di semester ini dengan melihat kebutuhan atau dinamika pasar, jadi tidak ada formula fixed-nya," katanya.

Sementara itu, menurutnya untuk penggunaan anggaran investasi, ASII juga akan bergantung pada kesiapan proyek-proyek yang tengah dijalankan oleh perseroan.

"Begitu juga investasi, belanjanya akan tergantung apakah proyek tersebut sudah bisa direalisasikan atau belum. Jadi kas yang dikeluarkan tidak harus dipukul rata per semester. Tentunya semua sudah ada pengaturannya," jelas Tira.

Sebagai pengingat, pada 2023 lalu, ASII gencar berinvestasi di berbagai sektor untuk menunjang bisnis perseroan. Misalnya, di lini bisnis otomotif, ASII mengakuisisi OLX untuk memperkuat ekosistem bisnis mobil bekas.

Selain itu, di lini bisnis properti, ASII melalui PT Astra Land Indonesia (ALI) mengakuisisi Hotel Mandarin Oriental di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat senilai Rp1,27 triliun pada Juni 2023.

Tak ketinggalan, Grup Astra melalui UNTR juga melakukan investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) seperti PLTA milik PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO), geotermal, dan juga nikel.

Mengacu laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih ASII turun 9,12% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp15,85 triliun pada semester I/2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp17,44 triliun.

Turunnya laba bersih ASII sejalan dengan pendapatan perseroan yang turun 1,49% menjadi Rp159,96 triliun, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp162,39 triliun.

Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan ASII ditopang dari segmen otomotif sebesar Rp65 triliun, disusul alat berat dan pertambangan Rp64,51 triliun, dan jasa keuangan sebesar Rp15,91 triliun.

Selanjutnya, diikuti segmen agribisnis Rp10,31 triliun, disusul infrastruktur Rp4,05 triliun, teknologi informasi sebesar Rp1,28 triliun, dan properti Rp520 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp1,64 triliun.

Adapun, harga saham ASII terkoreksi 1,05% pada perdagangan Jumat (2/8/2024) ke posisi Rp4.690 per saham. Sementara itu, secara year-to-date (ytd) saham ASII melemah 16,99%.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper