Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Terbaru Holding BUMN Karya, Hanya Waskita & HK yang Dilebur Tahun Ini?

Kementerian BUMN menargetkan Integrasi Waskita ke Hutama Karya selesai pada kuartal III/2024. Bagaimana dengan lainnya?
Karyawan beraktivitas disekitar logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas disekitar logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Proses integrasi antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan PT Hutama Karya (Persero) atau HK ditargetkan selesai pada kuartal III/2024. 

Merujuk data Kementerian BUMN dikutip Sabtu (13/7/2024), hanya satu dari tiga klaster BUMN Karya, yakni integrasi Waskita dan HK yang ditargetkan selesai pada kuartal III/2024. Adapun, sisanya sejauh ini belum memiliki target penyelesaian. 

Untuk diketahui, Kementerian BUMN berencana melebur sederet perusahaan pelat merah konstruksi atau dari yang berjumlah tujuh perusahaan menjadi tiga entitas. 

Selain Waskita dan HK, BUMN Karya yang bakal dilebur adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan pembentukan Holding BUMN Karya akan terus berlanjut. Adapun, komposisi dari peleburan tujuh perusahaan konstruksi itu disebut tidak mengalami perubahan.

Erick mengatakan, sejauh ini pihaknya telah bersurat ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono terkait Holding BUMN Karya.

“Saya sudah kirim surat ke Pak Basuki dan sudah direvieu oleh Menteri Keuangan [Sri Mulyani]. Kami menunggu saja prosesnya dari Kementerian PUPR,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024) malam.

Erick belum bisa menentukan kapan pembentukan holding rampung, lantaran kebijakan tersebut tidak berada di bawah kewenangan Kementerian BUMN. Namun, dia berharap proses peleburan tujuh perusahaan konstruksi pelat merah ini dapat berjalan cepat.

“Kami tunggu suratnya, seperti yang saya bilang kebijakannya bukan di kami. Makin cepat makin baik seperti juga penutupan perusahaan-perusahaan BUMN kalau bisa jangan terlalu lama, kalau memang sudah sakit harus ditutup segera,” kata Erick.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko menyatakan bahwa komposisi dari pembentukan holding tidak mengalami perubahan.

Artinya, ADHI akan menjadi induk holding bagi Brantas dan Nindya, sedangkan Waskita akan bergabung ke HK. Sementara itu, PTPP dipasangkan dengan Wijaya Karya.

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengaku bahwa pihaknya belum menerima surat soal rencana pembentukan holding BUMN Karya.

Dia juga menyampaikan bahwa saat ini belum ada pembicaraan yang dibangun antara Kementerian BUMN dengan Kementerian PUPR guna memuluskan rencana pembentukan holding perusahaan pelat merah konstruksi itu.

“Belum ke sini suratnya, belum. Setahu saya belum pernah dibahas di level BUMN dan kami,” kata Endra saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jumat (12/7/2024). 

Dia bahkan menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini, Kementerian PUPR belum menerima konsep dari wacana peleburan tujuh BUMN Karya tersebut.

Sebelumnya, Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menuturkan bahwa seluruh BUMN Karya masih melakukan evaluasi secara internal, baik dari sisi bisnis maupun teknis. Namun, hingga saat ini, tiap perseroan masih menunggu arahan lanjutan dari pemerintah.

“Semua BUMN Karya terkait masih melakukan evaluasi secara bisnisnya, secara teknis, semua dilakukan. Namun, tetap nanti kami menunggu arahan dari Kementerian BUMN,” tuturnya. 

 

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper