Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Kantongi 3 Perusahaan Lighthouse Mau IPO, Ini Bocorannya

BEI telah mengantongi 3 perusahaan lighthouse untuk IPO dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun dan free float minimal 15%.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan pihaknya mengincar 3 perusahaan beraset di atas Rp3 triliun untuk dapat melakukan IPO sepanjang 2024 – Bisnis/Dionisio Damara.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan pihaknya mengincar 3 perusahaan beraset di atas Rp3 triliun untuk dapat melakukan IPO sepanjang 2024 – Bisnis/Dionisio Damara.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui sudah mengantongi tiga perusahaan mercusuar atau lighthouse company dalam antrean (pipeline) penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dari sisi supply side, Bursa tidak hanya menargetkan dari sisi kuantitas emiten IPO, tetapi juga mempertimbangkan kualitasnya. BEI juga menetapkan target perusahaan lighthouse untuk IPO.

Lebih lanjut dia mengatakan, lighthouse company atau perusahaan mercusuar harus bisa merepresentasikan sebagai perusahaan yang prospektif. Kriterianya, dari sisi kapitalisasi pasar atau market cap minimal Rp3 triliun, sedangkan free float atau saham yang dimiliki publik minimal 15%.

"Sudah ada satu yang tercatat pada 2024 ini, dan ada dua yang di pipeline. Jadi mudah-mudahan ini berjalan lancar, sehingga paling tidak sampai bulan Juni ini, kami sudah mengantongi 3 lighthouse company," ujar Nyoman dikutip Jumat (28/6/2024).

Nyoman menuturkan, hingga 25 Juni 2024, terdapat 31 perusahaan yang antre untuk melakukan IPO dan sedang dalam tahap evaluasi oleh BEI

Berdasarkan data pipeline BEI, sebagian besar calon emiten yang antre dalam pipeline IPO itu memiliki aset berskala menengah. Adapun, sebanyak 8 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp250 miliar yang antre IPO, sedangkan 6 perusahaan lainnya memiliki aset skala kecil di bawah Rp50 miliar.

Sementara itu, 17 perusahaan lainnya memiliki aset skala menengah di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar yang masih antre untuk listing di Bursa.    

Menilik sektornya, perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals mendominasi dengan total 12 perusahaan, disusul sektor industrial sebanyak 4 perusahaan. Sementara itu, sektor teknologi dan healthcare masing-masing 3 perusahaan.

Selanjutnya, perusahaan sektor energi, consumer cyclicals, serta properti dan real estate masing-masing sebanyak 2 perusahaan, sedangkan perusahaan sektor finansial, basic material, dan transportasi logistik masing-masing sebanyak 1 perusahaan.

Sebagai pengingat, Bursa Efek Indonesia menargetkan ada 62 emiten yang mencatatkan saham perdana di pasar modal hingga akhir 2024, serta membidik tiga perusahaan lighthouse untuk melantai di Bursa.

Alhasil, BEI pun menyampaikan akan terus berupaya agar emiten-emiten berkualitas dengan prospek bisnis yang positif dapat melantai di pasar modal.

"Kami juga bekerja sama dengan konsultan-konsultan untuk mengadakan kegiatan proses go public. Harapan kami, dari konstituen atau stakeholder dari institusi-institusi yang prominent, kami akan mendapatkan perusahaan tercatat yang juga kami harapkan prospective company," pungkas Nyoman. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper