Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Detail 7 Risiko Utama yang Dihadapi Investor saat Short Selling

Berkaca dari bursa di luar, short selling berisiko membuat sebuah saham jatuh dalam sehari.
Pandu Gumilar, Redaksi
Pandu Gumilar & Redaksi - Bisnis.com
Rabu, 19 Juni 2024 | 13:00
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (2/5/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (2/5/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mengkaji kemungkinan short selling sebagai cara menaikkan transaksi saham. Berkaca dari bursa di luar, short selling berisiko membuat sebuah saham jatuh dalam sehari.

Short selling adalah strategi investasi menggunakan cara menjual saham yang dipinjam di harga bawah dengan harapan membelinya kembali nanti dengan harga yang lebih rendah, sehingga memperoleh keuntungan dari selisih harga tersebut. Meskipun potensi keuntungan dari short selling cukup substansial, strategi ini juga membawa risiko yang signifikan yang dapat mengakibatkan kerugian besar.

Strategi ini biasanya digunakan oleh pedagang yang yakin bahwa harga saham akan turun. Namun, jika harga saham naik, short seller harus membeli kembali saham tersebut dengan harga yang lebih tinggi, mengakibatkan kerugian.

Sejumlah pasar saham mengalami kejatuhan setelah pemberlakukan kebijakan short selling, seperti Bursa China, Bursa Korea Selatan, dan saham Gamestop di Bursa AS.  Korea Selatan dan  China juga akan melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kebijakan short selling. Hal tersebut dilakukan untuk menenangkan para investor yang panik akibat saham-saham short selling yang anjlok. 

Melansir dari berbagai sumber, Bisnis mencatat beberapa investor kawakan terpantau mampu menjadi konglomerat dalam waktu semalam berkat teknik short selling. Investor yang cermat bisa melihat pergerakan harga pasar dan memperkirakan kapan harga akan turun untuk melakukan short selling.

Saat harga sudah turun, investor kemudian membelinya kembali dan mengembalikannya pada broker. Oleh karena itu teknik short selling sangat berisiko. Misalnya, short selling pada saham GameStop Corp. (NYSE: GME) yang mengguncang pasar awal tahun ini. Fenomena ini terus menghantui hedge fund, terutama mereka yang memperoleh keuntungan dari penjualan saham.

Berikut Ini adalah 7 Risiko yang Dihadapi Investor Short Selling:

1. Potensi Kerugian Tak Terbatas

Salah satu risiko utama dari short selling adalah potensi kerugian yang tidak terbatas. Ketika short seller menjual saham, mereka pada dasarnya bertaruh melawan kesuksesan perusahaan tersebut. Jika harga saham naik, short seller harus membeli kembali saham dengan harga yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan kerugian besar.

Misalnya, jika seorang short seller menjual 100 saham XYZ dengan harga Rp80 per saham dan harga saham naik menjadi Rp120 per saham, mereka harus membayar Rp12.000 untuk membeli kembali saham tersebut, mengakibatkan kerugian sebesar Rp2.000 ($10.000 - $12.000).

2. Perubahan Mendadak dalam Biaya

Risiko lain yang signifikan adalah perubahan mendadak dalam biaya short selling saham karena harus meminjam dari broker. Biaya untuk meminjam saham dapat sering berubah sebagai respons terhadap kondisi pasokan dan permintaan.

Misalnya, seorang short seller bisa memulai dengan suku bunga pinjaman 20%, hanya untuk mendapati bahwa suku bunga tersebut meningkat menjadi 85% keesokan harinya. Hal ini membuat sulit bagi short seller untuk mempertahankan posisi mereka dan dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar & Redaksi
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper