Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Millennium Pharmacon (SDPC) Bidik Ekspansi 45 Cabang, Siapkan Capex Rp30 Miliar

Emiten distributor farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk. (SDPC) bidik ekspansi hingga 45 cabang, siapkan capex Rp30 miliar.
Emiten distributor farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk. (SDPC) bidik ekspansi hingga 45 cabang, siapkan capex Rp30 miliar./Bisnis
Emiten distributor farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk. (SDPC) bidik ekspansi hingga 45 cabang, siapkan capex Rp30 miliar./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten distributor farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk. (SDPC) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp30 miliar sepanjang 2024 dalam rangka memperkuat ekspansi cabang.

Presiden Direktur SDPC Ahmad Bin Abu Bakar menjelaskan realisasi cabang teranyar telah meluncur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menjadi cabang ke-35 sekaligus cabang kedua pada 2024 setelah peluncuran cabang di Lombok, Mataram beberapa waktu lalu. Ahmad menekankan pihaknya memiliki target penambahan sebanyak 2 cabang baru setiap tahunnya. Adapun, targetnya minimal ada penambahan 10 cabang baru, sehingga total cabang yang ditargetkan mencapai 45 cabang.

"Tahun ini ada progres pembangunan cabang di Pematang Siantar, Sumatera Utara dan satu lagi kami usulkan ke komisaris ada cabang Palu, Sulawesi Tengah. Tahun depan, saya lebih fokus ke arah timur, mungkin di Kendari dan di Gorontalo, Ambon, saya sebutkan Palangkaraya, Kupang, juga Jayapura," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (29/2/2024).

Adapun, cabang teranyar di Purwakarta dibentuk demi memperkuat penetrasi pasar di Jawa Barat. Posisinya pun terbilang strategis karena berada di antara dua jalan tol utama yang menghubungkan Bandung-Jakarta dan Jakarta-Cirebon.

Harapannya, keberadaan cabang baru ini bakal menambah luas lingkup area distribusi obat dan alat kesehatan (alkes) di Jawa Barat. Adapun, cabang terdekat yakni berada di Bandung dan di Bekasi.

"Cabang baru ini akan meningkatkan penjualan apalagi kalau area seperti lingkup Purwakarta ini, ketika ada cabang Bekasi dan Bandung belum maksimal, banyak yang belum terjangkau. Di Purwakarta saja ada ratusan desa, setiap desa ada bidan, pasti butuh obat, kita belum terjangkau sampai ke bidan-bidan, baru sekitar perkotaan," jelasnya.

Dia juga cukup optimistis penambahan cabang baru ini dapat meningkatkan kinerja penjualan emiten berkode SDPC ini. Lebih jauh, saat membuka cabang baru, SDPC melakukan kajian secara mendalam dan komprehensif mengenai potensi wilayah tersebut.

Selain wilayah timur, penambahan cabang baru juga bakal melihat potensi di Pulau Sumatera dan Jawa. Adapun, Sumatera telah memiliki 8 cabang dan ada potensi penambahan di wilayah Bengkulu maupun Tanjung Pinang. Sedangkan di Jawa ada potensi di Kudus dan Madiun.

Salah satu tantangan pengembangan cabang baru lanjutnya, terkait perizinan yang ketat, sehingga penambahan cabang baru bisa lebih dari 2 asalkan proses perizinannya dapat lekas selesai.

Ahmad menjelaskan penambahan cabang tanpa menghitung inventori menelan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) berkisar Rp3 miliar. Sementara itu, inventori menyesuaikan dengan potensi yang ada, ketika penjualan potensinya mencapai Rp5 miliar, inventori yang disiapkan hingga Rp10 miliar. Artinya, pembukaan cabang baru menelan capex berkisar Rp10 miliar sampai Rp15 miliar.

Oleh sebab itu, dana capex juga digunakan guna pengembangan cabang-cabang yang ada berkaitan peningkatan kapasitas. Selain itu, belanja modal ini juga demi peremajaan kendaraan, termasuk pengembangan cabang baru di Pematangsiantar dan Palu.

Selain cabang, SDPC terus melakukan penambahan prinsipal dengan target 2 prinsipal baru setiap tahunnya. Ahmad menyebut sudah ada penambahan satu prinsipal baru pada Januari 2024 dan masih melakukan pembicaraan dengan sejumlah prinsipal baru.

SDPC menargetkan ada 2 prinsipal baru demi potensi pertumbuhan omzet, walaupun pihaknya juga terus berfokus ke prinsipal yang sudah ada.

"Walaupun ada tambahan baru, kami juga melihat yang lama ini. Kue atau market share harus ditambahkan, melalui pelayanan yang lebih baik, membuat pelanggan kompetitor beralih ke kita. Prinsipal yang sudah ada harus bertumbuh, ada 30 prinsipal, kalau tidak tumbuh hanya andalkan prinsipal baru, pertumbuhannya kecil," katanya.

Millennium Pharmacon (SDPC) Bidik Ekspansi 45 Cabang, Siapkan Capex Rp30 Miliar

Jajaran Direksi dan Komisaris SDPC bersama dengan pemerintah daerah saat melakukan pemotongan pita pembukaan cabang ke-35 di Purwakarta pada Selasa (27/2/2024). Dok.SDPC

Senada, Komisaris Millennium Pharmacon International Zulkifli bin Jafar pun mendorong adanya percepatan pembukaan cabang baru demi mengejar target 45 cabang beroperasi. Sebagai perwakilan dari Pharmaniaga International Corporation Sdn Bhd. di Malaysia sebagai induk usaha yang memegang 73,43% saham SDPC, Zulkifli menjelaskan bahwa pembukaan cabang merupakan kunci distribusi lebih luas, memudahkan dan meliputi lebih banyak kawasan.

"Jadi, Pharmaniaga memiliki rencana ke depan memastikan Millennium Pharmacon International ini menjadi salah satu perusahaan distribusi produk farmasi yang terbesar di Indonesia," jelasnya.

Sebagai induk, Pharmaniaga tambahnya, melihat SDPC sebagai mesin pertumbuhan utama seiring kontribusinya yang mencapai 40% dari total pendapatan perusahaan. Targetnya, lini bisnis di Indonesia ini dapat meningkatkan kontribusi hingga 50% dalam jangka menengah.

Menurutnya, prospek bisnis farmasi dan kesehatan di Indonesia sangat besar seiring jumlah penduduk yang mencapai 270 juta dan potensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia. Potensi inilah yang menyebabkan penambahan cabang baru dibutuhkan.

"Kami melihat peluang ini dan memastikan agar kami tidak kalah di pasar. Indonesia pasarnya besar, dalam nilai alat kesehatan saja itu lebih dari Rp176 triliun, jadi kami mau mengambil sebagian dari Rp176 triliun. Saya kira kalau kita bisa dapat 10% dari nilai itu sudah sangat bagus," terangnya.

Kinerja Keuangan SDPC

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, SDPC mencatatkan penjualan sebesar Rp2,43 triliun tumbuh 1,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,39 triliun. Pertumbuhan terutama dikontribusi dari penjualan alat kesehatan yang naik 19,68% menjadi Rp608 miliar dibandingkan dengan Rp508,94 miliar per kuartal III/2022. Kontribusi alat kesehatan terhadap penjualan pun menjadi 21%.

Sementara itu, penjualan obat resep stabil dengan penjualan sebesar Rp1,69 triliun per kuartal III/2023 dan tetap menjadi kontributor sebesar 71%. Adapun, penjualan obat non resep tercatat sebesar Rp140,47 miliar dan berkontribusi 8% terhadap penjualan.

SDPC turut mencatatkan kenaikan tipis 1,4% beban pokok penjualan menjadi Rp2,22 triliun per kuartal III/2023 daripada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,19 triliun. Distributor Antangin ini turut mencatatkan pendapatan operasi lain yang melompat signifikan sebesar 118 kali lipat menjadi Rp16,75 miliar dari hanya Rp140 juta saja.

Alhasil, laba bruto SDPC pun meningkat 6,43% menjadi Rp215,87 miliar dibandingkan dengan kuartal III/2022 sebesar Rp202,28 miliar. Laba tahun berjalan pun turut terkerek 12,11% menjadi Rp26,73 miliar sepanjang sembilan bulan 2023 lebih tinggi dari sebelumnya Rp23,84 miliar. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper