Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Konglomerat Kena Notasi Khusus BEI, Emiten Bakrie hingga Erick Thohir Masuk Daftar

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyematkan notasi ekuitas negatif terhadap saham konglomerat, di antaranya yaitu milik Grup Bakrie, Grup Lippo, hingga Erick Thohir.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyematkan 'tato' notasi khusus terhadap beberapa saham konglomerat, di antaranya yaitu milik Grup Bakrie, Grup Lippo, hingga Erick Thohir. Sebab, emiten-emiten itu membukukan ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir per kuartal III/2023.

Perlu diketahui, ada 17 huruf berbeda di setiap notasi khusus yang diberikan oleh Bursa, yang menunjukkan kondisi masing-masing emiten. Adapun, bagi emiten yang memiliki ekuitas negatif disematkan notasi E.

Mengacu data BEI per 19 Januari 2024, beberapa saham Grup Bakrie mendapatkan notasi khusus E terkait ekuitas negatif, di antaranya yakni PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP), dan PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA).

Menilik laporan keuangan terakhir per September 2023, VIVA membukukan ekuitas negatif Rp2,47 triliun. Sementara itu BTEL dan UNSP masing-masing mencatat defisiensi modal neto Rp5,95 triliun dan Rp5,8 triliun.

Selanjutnya, emiten milik Menteri BUMN Erick Thohir, PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) juga terpantau memiliki ekuitas negatif sebesar Rp58,54 miliar per kuartal III/2023, sehingga disematkan notasi E oleh Bursa.

Saham milik Grup Lippo, PT First Media Tbk. (KBLV) juga terpantau membukukan ekuitas negatif sebesar Rp485,45 miliar pada laporan keuangan 9 bulan pertama 2023.

Berikutnya, saham PT Net Visi Media Tbk. (NETV) juga masuk notasi khusus BEI karena ekuitas negatif sebesar Rp303,20 miliar. Sebagai informasi, saham NETV terafiliasi konglomerat Agus Lasmono yang juga merupakan keponakan Soeharto.

Saham maskapai penerbangan milik konglomerat Malaysia, Tony Fernandes, PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) juga membukukan defisiensi modal neto sebesar Rp7,68 triliun per kuartal III/2023.

Sebagai informasi, BEI menghimpun setidaknya ada 47 dari total 200 emiten yang masuk notasi khusus karena membukukan ekuitas negatif.

Selain saham-saham konglomerat, ada juga emiten BUMN yang ekuitasnya negatif, seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI), PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP), dan PT Indofarma Tbk. (INAF).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, notasi khusus tidak perlu menjadikan suatu hal yang dikhawatirkan oleh para pelaku investor.

Sebab, notasi khusus dari BEI ini hanya bersifat memberikan informasi kepada investor dan bisa menjadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi.

"Pasti kan mereka [investor] juga akan terus memantau ya, terkait dengan prospek kinerja dan laporan keuangan emiten. Selama penerapan good corporate governance terlaksana dengan baik, semestinya tidak perlu dikhawatirkan kalau menurut saya," ujar Nafan kepada Bisnis, dikutip Sabtu, (20/1/2024).

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper