Walau Kompetisi Ketat, Pendapatan Bersih GOTO Q3-2023 Naik 32% Jadi Rp11 T

Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan total pendapatan bersih sebesar Rp10,51 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini.
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan total pendapatan bersih sebesar Rp10,51 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2023, meningkat 32% dari pendapatan bersih di periode yang sama tahun lalu Rp7,97 triliun.

Perseroan juga memangkas rugi bersih atribusi entitas induk hingga 53% per September 2023 menjadi Rp 9,55 triliun, dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 20,32 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/10/2023), penurunan rugi bersih itu dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bersih (top line) dan efisiensi beban perseroan dalam 9 bulan pertama tahun ini dan dalam 3 bulan terakhir (Q3-2023).

Performa apik ini juga melanjutkan tren positif pada semester I-2023 ketika perusahaan induk Gojek, Tokopedia, GoTo Financial (GTF), dan GoTo Logistics ini mampu menekan rugi bersih menjadi Rp 7,16 triliun, dipangkas 48% dari semester I-2022 yang rugi Rp 13,65 triliun.

Sepanjang 9 bulan tahun ini hingga September, di tengah persaingan yang ketat di sektor on-demand, ecommerce, dan fintech, GoTo mampu memangkas sejumlah beban dan biaya agar lebih efisien dalam 9 bulan tahun ini.

Beberapa beban yang susut di antaranya beban umum dan administrasi yang berkurang hingga 57% menjadi Rp 4,61 triliun dari periode September tahun lalu Rp 8,63 triliun. Beban lainnya yakni beban penjualan dan pemasaran juga berkurang sebesar 47% menjadi Rp 4,82 triliun, dari sebelumnya Rp 11,27 triliun.

Sementara itu, beban iklan dan pemasaran juga berhasil dipangkas 53% menjadi tersisa Rp 1,5 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,27 triliun.

Dalam keterangan resmi, Senin ini (30/10), manajemen GOTO menyatakan mampu mencatatkan perbaikan kuartalan atas EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar 74% year-on-year menjadi negatif Rp 942 miliar, dari sebelumnya negatif EBITDA Rp 3,69 triliun di Q3-2022, yang didorong peningkatan monetisasi dan manajemen beban usaha secara disiplin.

Di saat yang bersamaan, nilai transaksi bruto atau GTV (gross transaction value) Grup tumbuh 5% menjadi Rp 151,3 triliun dibanding kuartal sebelumnya, menunjukkan dampak positif dari inovasi perseroan di tengah kompetisi yang semakin ketat.

Sementara itu, GTV Grup turun 6% year-on-year, disebabkan oleh penurunan insentif dan pemasaran produk. Pada saat yang bersamaan, jumlah konsumen profitabel dan kontribusi mereka terhadap GTV tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.

Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo mengatakan GTV Grup telah kembali mencatatkan pertumbuhan positif setelah mencatatkan penurunan dua kuartal berurutan, didorong oleh pertumbuhan unit bisnis E-Commerce dan On-Demand Services.

Hal ini disebabkan oleh strategi perseroan memperluas pasar potensial (total addressable market atau TAM) melalui pengembangan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan konsumen yang lebih peka terhadap harga (price conscious customers).

“Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang perseroan,” katanya, dalam siaran pers, Senin ini (30/10).

Dalam kesempatan itu, Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, menjelaskan, seiring tumbuh kembalinya GTV di kuartal ketiga dibanding kuartal sebelumnya, perseroan juga mencatat adanya perbaikan secara berturut-turut pada margin kontribusi dan EBITDA yang disesuaikan.

Hal ini didorong oleh efisiensi beban operasional, dengan mengurangi redudansi serta pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya.

“Kami terus melangkah menuju profitabilitas, di mana di kuartal ketiga ini unit bisnis On-Demand Services berhasil mencapai nilai positif untuk EBITDA yang disesuaikan, sebelum alokasi biaya korporasi. Meski demikian, kami melihat adanya kompetisi yang semakin ketat dan kemungkinan akan terus berlanjut. Perseroan akan merespons hal ini dengan prinsip kehati-hatian, seiring upaya kami menyeimbangkan pertumbuhan dengan profitabilitas,” kata Jacky.

Lebih lanjut, Jacky mengatakan, pendapatan bruto GOTO tumbuh 1% year-on-year mencapai Rp 6 triliun, didukung penghematan beban insentif dan pemasaran produk sebesar 36% year-on-year atau setara dengan Rp 2,1 triliun untuk kuartal III ini.

Margin kontribusi Grup juga tetap positif untuk tiga kuartal berturut-turut, yaitu 0,75% sebagai persentase GTV, tumbuh 149 bps (basis poin) year-on-year dan 2 bps dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter) mencapai Rp 1,1 triliun.

Perseroan memiliki kas dan neraca yang solid, dengan kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp 25,2 triliun pada tanggal 30 September 2023. Tingkat penggunaan bersih kas (net cash burn) berkurang 76% dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga GOTO memiliki modal lebih dari cukup untuk menjalankan kegiatan bisnisnya dan mengeksekusi rencana saat ini.

Dalam kesempatan ini, manajemen GOTO juga mengumumkan bahwa tidak lagi berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) internasional, yang sebelumnya disampaikan pada prospektus IPO Perseroan serta telah disetujui oleh pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023.

Apabila Perseroan memutuskan untuk melaksanakan IPO internasional di masa yang akan datang, Perseroan akan memintakan kembali persetujuan pemegang saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper