Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa CPO RI Bakal Kedatangan 14 Pengusaha Sawit Baru

ICDX menyampaikan hingga saat ini terdapat 14 perusahaan sawit yang masuk ke pipeline calon anggota Bursa CPO.
ICDX menyampaikan hingga saat ini terdapat 14 perusahaan sawit yang masuk ke pipeline calon anggota Bursa CPO. Bisnis/Arief Hermawan P
ICDX menyampaikan hingga saat ini terdapat 14 perusahaan sawit yang masuk ke pipeline calon anggota Bursa CPO. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) menyampaikan hingga saat ini terdapat 14 perusahaan sawit yang masuk ke pipeline calon anggota Bursa Crude Palm Oil (CPO). 

Direktur Indonesia Commodity & Derivatives Exchange Yugieandy Tirta Saputra mengatakan, kepada 14 perusahaan sawit tersebut, ICDX saat ini tengah pelatihan kepada setiap pelaku usaha sawit terkait sistem perdagangan CPO melalui bursa, yang merupakan sebuah produk baru di Indonesia. 

Selain itu, ke-14 perusahaan sawit tersebut juga masih harus melengkapi beberapa persyaratan untuk menjadi anggota Bursa CPO Indonesia, salah satunya adalah menyetorkan uang jaminan transaksi kepada ICDX selaku penyelenggara tunggal Bursa CPO. 

"Ada beberapa yang masih perlu disiapkan, misalnya perlu menyetorkan dana margin atau jaminan transaksi. Kalau dana tersebut tidak ada, maka tidak bisa melakukan bid dan ask," ujarnya di Kantor ICDX, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023). 

Direktur ICDX itu mengatakan, hingga dilangsungkannya perdagangan perdana di Bursa CPO pada Jumat (20/10/2023), terdapat 18 pengusaha sawit yang tercatat sebagai anggota bursa, tak terkecuali sejumlah perusahaan sawit ternama di Tanah Air. 

Contohnya seperti emiten sawit milik keluarga konglomerat RI Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP), kemudian ada PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP), hingga PT Wilmar Nabati Indonesia. 

Adapun, target anggota Bursa CPO yang dibidik ICDX hingga penghujung 2023 ialah sebanyak 50 pengusaha sawit. 

Sebelumnya, ICDX resmi memulai perdagangan CPO melalui Bursa CPO Indonesia pada Jumat (20/10/2023) atau 4 hari lebih awal dari jadwal sebelumnya. 

Perdagangan perdana di Bursa CPO terjadi pada kontrak CPO bersertifikat ISPO, dengan total 4 lot atau 100 metrik ton CPO pada harga Rp11.305. Terdapat 2 perusahaan yang terlibat dalam transaksi tersebut. 

Lebih lanjut, Yugie mengatakan bahwa saat ini terdapat enam jenis kontrak penjualan CPO untuk setiap sesi perdagangan yang dibagi berdasarkan lokasi pengirimannya, yaitu tiga kontrak CPO Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara dan tiga kontrak Pelabujan Dumai, Riau. 

Daftar 18 Anggota Bursa CPO Indonesia 

  1. PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. (UNSP)  
  2. PT Budi Nabati Perkasa  
  3. PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT)  
  4. PT Duta Palma Nusantara  
  5. PT Graha Inti Mas  
  6. PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) 
  7. PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) 
  8. PT Sari Dumai Sejati  
  9. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMART) 
  10. PT Wilmar Nabati Indonesia  
  11. PT Energi Unggul Persada 
  12. PT Jatim Jaya Perkasa  
  13. PT Medcopapua Hijau Selaras 
  14. PT TH Indo Plantations  
  15. PT Citra Riau Sarana  
  16. PT Tebo Indah  
  17. PT Hennson Inti Persada  
  18. PT Mitra Austral Sejahtera
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper