Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah di pasar global melemah pada hari ini, Senin (11/9/2023) setelah mengalami kenaikan hingga 10 persen selama dua minggu terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg pada 15.50 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober 2023 turun 0,57 persen atau 0,50 poin ke US$87,01 per barel, sementara harga minyak Brent kontrak November 2023 melemah 0,28 persen atau 0,25 poin ke US$90,40 per barel.
Sebelumnya harga minyak telah melonjak hampir US$20 per barel sejak pertengahan Juni 2023 karena pengurangan produksi dari Arab Saudi dan Rusia, yang kini telah diperpanjang hingga akhir tahun.
“Indikator teknis menandakan kondisi jenuh beli. Secara keseluruhan, kami yakin konsolidasi mungkin terjadi,” kata Han Zhong Liang, ahli strategi investasi di Standard Chartered Plc di Singapura.
Namun, masih ada beberapa sinyal bullish lebih lanjut selama akhir pekan. Tekanan deflasi di Tiongkok sedikit berkurang pada Agustus 2023 karena harga konsumen naik, yang merupakan tanda positif bagi importir minyak terbesar dunia.
Pasar keuangan juga memperhitungkan kemungkinan penurunan resesi di AS, sementara dolar melemah. Adapun indeks dolar AS terpantau turun 0,40 persen atau 0,42 poin ke 104.67 hingga pukul 15.58 WIB.
Baca Juga
Pemimpin OPEC+ Arab Saudi dan Rusia pekan lalu memperpanjang pembatasan pasokan minyakmereka. Pengurangan sebesar 1 juta barel per hari yang awalnya dijanjikan Saudi pada bulan Juli kini akan berlaku hingga akhir tahun, bersamaan dengan pengurangan ekspor yang lebih kecil dari Rusia.
Rentang waktu yang diawasi secara luas terus menandakan ketatnya perdagangan. Meskipun telah sedikit berkurang dalam beberapa sesi terakhir, kesenjangan antara dua kontrak terdekat Brent yang menjadi patokan global berada dalam struktur bullish backwardation. Pola teknis ini menandakan ketika kontrak-kontrak selanjutnya diperdagangkan dengan harga diskon terhadap kontrak-kontrak yang lebih dekat.