Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Grup Triputra, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) gencar melakukan ekspansi bisnis rantai pasok beku atau cold chain.
Ambisi tersebut ditandai dengan pendanaan untuk startup Coldspace dengan total penggalangan dana mencapai US$3,8 juta atau sekitar Rp56 miliar pada Mei 2023 lalu.
Direktur Keuangan ASSA Jerry Fandy mengatakan ekspansi perseroan di startup Coldspace itu bertujuan untuk melengkapi end-to-end logistik di di Grup ASSA. Menurutnya, bisnis cold chain memiliki prospek yang cerah di Indonesia.
"Jadi, kami melihat sektor bisnis rantai pasok beku ini akan cukup menjanjikan, seiring dengan peningkatan GDP masyarakat Indonesia, di mana masyarakat akan lebih concern dengan kesehatan yang meningkatkan demand makanan frozen," ujar Jerry dalam paparan publik, Rabu, (28/6/2023).
Beberapa produk yang dapat dikirimkan menggunakan layanan rantai pasok beku misalnya, daging, makanan laut, buah dan sayuran hingga obat-obatan. Terlebih, momentum IdulAdha 2023 akan berpotensi meningkatkan pengiriman daging beku melalui bisnis cold chain.
"Kami melihat masih banyak peluang atau demand yang akan kami bisa raih, bisnis ini akan meng-cover selain dari daging, juga makanan-makanan beku," katanya.
Baca Juga
Jerry mengatakan pihaknya akan terus melihat peluang ekspansi untuk mengembangkan bisnis cold chain perseroan.
Ditinjau secara kinerja keuangan, ASSA membukukan laba bersih sebesar Rp51,83 miliar pada kuartal I/2023, atau turun 28,98 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp72,98 miliar.
Sementara itu, pendapatan perseroan juga turun 25,38 persen yoy menjadi Rp1,14 triliun dibanding kuartal I/2022 sebesar Rp1,53 triliun.
Seiring turunnya pendapatan, beban pokok juga ikut turun 28,66 persen yoy menjadi Rp848,70 miliar. Alhasil, laba bruto terpangkas 14,14 persen yoy menjadi Rp297,60 miliar.
Secara neraca, total aset ASSA naik menjadi Rp7,3 triliun hingga 31 Maret 2023 dibanding posisi Desember 2022 sebesar Rp7,26 triliun.
Liabilitas perseroan masih stabil di kisaran Rp4,79 triliun, sedangkan ekuitas naik menjadi Rp2,50 triliun dibanding posisi akhir 2022 sebesar Rp2,47 triliun.