Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi SBN Tembus Rp217,6 Triliun, Kemenkeu Sebut SBN Valas Akan Dikurangi

Realisasi pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) hingga kuartal I/2023 mencapai Rp217,6 triliun.
Investor menunjukan aplikasi reksadana yang menjual Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Investor menunjukan aplikasi reksadana yang menjual Surat Berharga Negara di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menyebut realisasi pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) hingga kuartal I/2023 mencapai Rp217,6 triliun.

Realisasi SBN tersebut setara dengan 30,5 persen dari target pembiayaan APBN tahun ini sebesar Rp696 triliun.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Kemenkeu Riko Amir mengatakan pembiayaan utang melalui SBN dan pinjaman pada tiga bulan pertama tahun ini sudah sesuai dengan strategi pembiayaan utang 2023.

"Pembiayaan utang hingga akhir triwulan I sesuai dengan strategi pembiayaan utang tahun 2023, dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar dan kas pemerintah serta kebutuhan pembiayaan," ujar Riko kepada Bisnis.com, Kamis, (18/5/2023).

Sebagai informasi, pemerintah akan menerbitkan surat utang dalam denominasi asing 15-20 persen, sebesar 6-8 persen berupa SBN ritel dan sisanya dalam bentuk SUN dan sukuk.

Kendati demikian, Amir mengatakan penerbitan SBN dalam valuta asing (valas) akan dilakukan secara hati-hati dengan tetap memperhatikan kebutuhan valas pemerintah, biaya, dan risiko portofolio utang. 

"Dalam rangka mengelola risiko nilai tukar portofolio utang, porsi penerbitan SBN dalam valuta asing diupayakan semakin menurun," katanya.

Tak hanya itu, menurutnya pemerintah juga senantiasa melakukan inovasi dalam penerbitan SBN seperti penerbitan green sukuk dan Sustainable Development Goals (SDG) Bonds. Teranyar, Kemenkeu menerbitkan ST010T4 pada 12 Mei 2023 lalu yang ditetapkan sebagai Green Sukuk Ritel. 

Tak hanya menerbitkan obligasi hijau yang mengusung konsep green economy di darat, pemerintah juga akan menerbitkan blue bond terkait dengan proyek-proyek ekonomi biru yang berkutat di laut.

"Terkait penerbitan blue bonds, saat ini pemerintah tengah melakukan persiapan, termasuk penyiapan proyek-proyek biru melalui mekanisme budget tagging pada APBN. Timing dan format penerbitan masih dikaji lebih lanjut," terang Amir.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper