Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen motor listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) optimis mampu mencatatkan angka penjualan senilai Rp550 miliar pada tahun ini.
Direktur Keuangan SLIS Wilson Ng mengatakan target penjualan tersebut meningkat 14,58 persen dibanding target tahun sebelumnya yang sebesar Rp480 miliar.
"Untuk target penjualan, Perseroan optimis akan menargetkan Rp550 miliar pada tahun 2023," kata Wilson kepada Bisnis, dikutip Senin (30/1/2023).
Wilson menambahkan, kapasitas produksi untuk memenuhi target tahun ini adalah120.000 unit. Perseroan tercatat belum mengungkapkan Laporan Keuangan 2022FY.
Namun, per September 2022, penjualan motor Selis mencapai Rp 356,93 miliar, naik 11,13 persen dari periode yang sama pada 2021.
Penjualan terbanyak yakni komponen elektronik sebesar Rp 203,59 miliar, naik 2,23 persen dari sebelumnya Rp 199,15 miliar, disusul penjualan sepeda listrik sebesar Rp 153,34 miliar, melesat 26 persen dari September 2021 yakni Rp 122,02 miliar. Perseroan mampu membukukan laba bersih Rp 25,14 miliar, naik 26 persen dari sebelumnya Rp 19,98 miliar.
Baca Juga
Untuk merealisasikan tergetnya, SLIS menyiapkan sejumlah produk, tipe, dan inovasi baru pada 2023.
“Perkuatan all channel cabang dari Pembukan Cabang,Pameran, Online Marketing serta Distributor,” kata Wilson.
Tunggu Kebijakan Subsidi
Wilson masih menunggu keputusan resmi pemerintah terkait subsidi motor listrik. Diketahui pemerintah berencana menggelontorkan subsidi motor listrik Rp7 juta per unit.
Menurut Wilson, aturan pemerintah nantinya akan menjadi tolok ukur kapasitas produksi motor listrik SLIS.
"Perseroan menyambut baik dukungan pemerintah terhadap rencana subsidi," kata Wilson saat dihubungi Bisnis, dikutip Minggu (29/1/2023).
Menurut Wilson selain kapasitas produksi, aturan pemerintah soal subsidi motor listrik juga akan jadi tolok ukur dalam pengembangan produk motor listrik Selis.
Saat ini, harga motor listrik Selis dibanderol mulai dari Rp10.500.000,- hingga Rp18.000.000.
"Perseroan masih menunggu keputusan resmi dari Pemerintah yang nantinya akan menjadi tolak ukur dari sisi kapasitas produksi, maupun sebagai dasar pengembangan dari sisi produk," kata Wilson.