Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Konversi Energi, Indika (INDY) Berburu Cuan Bisnis PLTS

PT Indika Energy Tbk. (INDY) serius menggarap pasar ipembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) karena adanya potensi cuan di sana.
Vice President dan CEO Grup Indika Energy Azis Armand.
Vice President dan CEO Grup Indika Energy Azis Armand.

Bisnis.com, DOHA - Emiten pertambangan batu bara dan energi, PT Indika Energy Tbk. (INDY) semakin getol mencari cuan di bisnis renewable energy dengan serius menggarap pasar pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) terintegrasi di Tanah Air.

Vice President dan CEO Grup Indika Energy Azis Armand, mengatakan pembangkit listrik yang menggunakan solar panel kini telah memiliki teknologi yang semakin mature dan dinilai punya peluang bisnis yang masuk akal.

"Kami memperkirakan akan ada kontribusi yang lumayan daripada bisnis solar panel. Kontribusinya di 2025 ya sekitar 10% an ya," katanya Di New Delhi sela-sela kunjungan Indika Group ke India, 13-16 Desember 2022.

Azis menuturkan dalam pengembangan bisnis PLTS, pihaknya menggandeng Fourth Partner Energy Limited, perusahaan India pengembang solusi energi surya yang menjadi mitra Indika Energy dalam mendirikan Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), perusahaan penyedia solusi tenaga surya terintegrasi di Indonesia.

Hingga saat ini, EMITS telah memperluas melalui pemasangan solar photovoltaic (PV), pengembangan pelabuhan berkelanjutan (green port), hingga pembangunan PLTS hybrid kombinasi solar PV dengan baterai berkapasitas terbesar di Indonesia.

"Kami masuk ke bisnis solar panel ini berupaya dengan mitra kami di India yaitu Fourth Partner Energy Limited, kami punya cita-cita dalam 5 tahun mendatang itu menginstall atau men -develop kurang lebih 500 Megawatt Peak untuk solar panel ini," ujar Azis.

Azis menambahkan minat publik akan produk PLTS dan potensi aplikasinya semakin luas baik di segmen rumah tangga maupun industri di Tanah Air.

"Di industri, permintaannya juga semakin baik dan banyak aplikasinya karena ini bukan hanya persoalan renewable energy tetapi secara bisnis harus masuk akal. Dalam arti, biayanya harus bisa lebih rendah dari opsi yang saat ini dilakukan. Karena kalau itu tidak terjadi maka tidak akan sustainable ya," ungkap Azis.

EMITS sendiri menargetkan untuk mendapatkan kontrak pemasangan sebesar 80-100 Mega Watt peak (MWp) pada 2022 dan 500 MWp pada 2025.

"Untuk mencapai target ini, EMITS menyasar segmen industri, komersial, dan utility. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak swasta maupun pemerintah, termasuk PLN," ujar Yovie Priadi, Direktur Utama dan CEO EMITS.

Di sisi lain, Azis Armand memaparkan pihaknya tetap berkomitmen untuk mengejar target komposisi usaha 50:50 persen antara lini batu bara dan non batu bara. Namun, kata Azis, upaya mencapai target tersebut masih terganjal harga batu bara yang demikian tinggi.

Sementara di bisnis PLTS, kata Azis, pihaknya optimistis dapat mencapai target.

"Untuk solar panel ini, setelah satu tahun kami bermitra, alhamdulillah order book kami hampir 50 megawatt peak. Harapannya di tahun mendatang akan lebih meningkat sejalan dengan cita cita 3-4 tahun mendatang bisa 500 megawatt peak," kata Azis.

Adapun di bisnis tambang emas, dia menyebutkan konstruksinya akan dimulai pada awal tahun 2023.

"Selain itu kami juga sudah meluncurkan produk motor listrik Alva. Sejauh ini respons publik juga positif. Itu akan  kami tingkatkan di 2023.

INDY tercatat membukukan laba bersih dan pendapatan yang melejit signifikan sepanjang 9 bulan 2022 ini.

INDY berhasil berbalik dari posisi rugi menjadi laba bersih sebesar US$366,91 juta setara Rp5,77 triliun menggunakan kurs tengah BI Rp15.742 per 30 November 2022.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 September 2022, dikutip Kamis (1/12/2022), emiten berkode INDY ini mencatatkan laba bersih US$366,91 juta berbanding terbalik dengan posisi periode yang sama tahun lalu yang merugi US$5,95 juta.

Laba tersebut ditopang dari pendapatan yang melejit 57,2 persen dari US$1,99 miliar menjadi Rp3,13 miliar setara Rp49,31 triliun pada kuartal III/2022.

Pendapatan tersebut melejit terutama peningkatan penjualan batu bara pelanggan luar negeri yang tumbuh 83,86 persen menjadi US$2,43 miliar, sementara penjualan batu bara dalam negeri turun 11,52 persen menjadi US$399,77 juta.

Pendapatan kontrak dan jasa INDY juga meningkat 42,37 persen menjadi US$252,59 juta. Hal ini seiring peningkatan pendapatan kontrak dan jasa dari BP Berau Ltd., PT Exxon Mobil Indonesia, Star Energy Geothermal Salak, Ltd., serta PT Cabot Indonesia.

Sementara itu, beban kontrak dan penjualan INDY turut meningkat menjadi US$2,04 miliar dari US$1,47 miliar. Hal ini membuat laba kotor tetap naik signifikan menjadi US$1,08 miliar dari US$519,45 miliar.

Beban lain relatif stabil, hanya terjadi peningkatan beban umum dan administrasi signifikan 60,6 persen menjadi US$151 juta. Dengan begitu, INDY mencatatkan laba sebelum pajak menjadi US$761,24 juta tumbuh 228 persen dibandingkan dengan edisi 9 bulan 2021 yang sebesar US$232,44 juta.

Setelah dikurangi beban pajak dan tidak adanya lagi rugi bersih periode berjalan dari operasi yang dihentikan, emiten yang Presiden Direkturnya merupakan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid tersebut mencatatkan laba bersih periode berjalan sebesar US$386,49 juta dari rugi US$8,39 juta.

Adapun, posisi total aset INDY cenderung stabil dengan turun tipis dari US$3,69 miliar pada kuartal IV/2021 menjadi US$3,68 miliar pada kuartal III/2022. Di sisi lain, jumlah liabilitas INDY turun dari US$2,8 miliar pada akhir 2021 menjadi US$2,44 miliar pada kuartal III/2022 ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fahmi Achmad
Editor : Rendi Mahendra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper