Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengelola Hypermart PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) menjalin kerja sama dengan PT Samudera Logistics Services (SLS), anak perusahaan PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR). Kerja sama dilakukan dalam rangka memperkuat logistik antarpulau.
Lewat kerja sama tersebut, MPPA bakal menyelaraskan kekuatan dan sumber daya melalui grup ritel FMCG-nya dengan SMDR selaku penyedia layanan logistik dan pergudangan. Keduanya akan terlibat dalam mengatasi tantangan dalam distribusi produk FMCG yang lebih luas di seluruh Indonesia.
“Hal ini bertujuan untuk rantai pasokan yang efisien ke area di luar pulau Jawa yang memungkinkan kami mencapai tingkat layanan yang tinggi dengan menghadirkan ketersediaan produk yang baik di depan pelanggan,” kata CEO Matahari Putra Prima Wim Maris dalam keterangan, Senin (14/11/2022).
Dia mengatakan logistik memiliki peranan penting dalam industri ritel, termasuk MPPA, untuk memastikan distribusi produk yang tepat waktu, tetapi tetap efektif dan efisien.
“Kami sangat menyarankan para mitra pemasok kami untuk menggunakan jalur layanan ini sehingga mereka juga bisa mendapatkan keuntungan dari layanan tersebut. Kami juga berharap kerjasama ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pemangku kepentingan, khususnya pelanggan kami yang menjadi komitmen kami untuk memberikan nilai dan layanan terbaik,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Samudera Logistics Services Fairis Aidid mengatakan kerja sama ini akan memungkinkan perusahaan untuk mencapai efisiensi rantai pasok melalui peningkatan kecepatan distribusi ke pasar melalui jaringan distribusi bersama dan sinkronisasi rantai pasokan dari pemasok utama.
Per September 2022, MPPA tercatat membukukan penjualan bersih sebesar Rp5,33 triliun. Nilai tersebut 8,05 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,93 triliun.
Namun, MPPA masih membukukan rugi bersih sebesar Rp290 miliar pada akhir kuartal III/2022, membengkak dibandingkan dengan kuartal III/2021 sebesar Rp173,37 miliar.
