Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Hotel Alila (BUVA) Keluar dari Radar Delisting BEI

Hotel Alila (BUVA) melakukan sejumlah strategi untuk memperbaiki kinerja, di antaranya aksi korporasi pada 2023 mendatang.
Komisaris Utama PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA Group) Okie Rehardi Lukita (dari kiri), Presiden Direktur Franky Tjahyadikarta, Direktur Hendry Utomo, dan Direktur Winarti S.Gondokarjono, berbincang di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan paparan publik di Jakarta, Jumat (16/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Komisaris Utama PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA Group) Okie Rehardi Lukita (dari kiri), Presiden Direktur Franky Tjahyadikarta, Direktur Hendry Utomo, dan Direktur Winarti S.Gondokarjono, berbincang di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan paparan publik di Jakarta, Jumat (16/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola Hotel Alila, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) tengah melakukan sejumlah upaya strategis demi perbaikan kinerja perseroan sejak masuk radar delisting Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Januari tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Bukit Uluwatu Villa, Benita Sofia mengatakan, BUVA mengalami pukulan sangat berat akibat Covid-19 selama lebih dari 24 bulan, dan untuk pertama kalinya pada Januari 2022 beberapa hotel mulai membukukan laba seiring pariwisata Bali yang semakin membaik.

“Tingkat hunian hotel perseroan sampai dengan Juli 2022 sebesar 33,8 persen, menunjukkan peningkatan dari 14 persen di periode yang sama tahun 2021,” jelas Benita dalam keterangan resmi, dikutip Senin (29/8/2022).

Dia menambahkan, saat ini kondisi operasional 4 hotel BUVA yaitu Alila Villas Uluwatu, Alila Ubud dan Alila Manggis di Bali, serta Alila SCBD di Jakarta telah berangsur membaik dan mulai menunjukkan pertumbuhan meski belum mencapai kondisi prapandemi.

Beberapa entitas anak BUVA yang masih dalam bentuk proyek dan belum beroperasi di antaranya Alila Villas Bintan (PT Bukit Lagoi Villa) dan condotel The Cliff (PT Bukit Nusa Harapan) yang statusnya masih berhenti.

BUVA melakukan sejumlah strategi sepanjang 2022 hingga 2023, di antaranya pembayaran kewajiban annual listing fee (ALF) tahun 2021 kepada bursa, penyampaian laporan keuangan, pembayaran denda terkait, serta perbaikan kinerja.

Benita merincikan, pada kuartal II/2022 sampai kuartal III/2022, BUVA melaksanakan sebagian pembayaran kepada KAP dengan segera menyelesaikan penyusunan laporan keuangan audit perseroan tahun 2020 dan 2021, serta menyampaikan kepada bursa dan OJK.

Selain itu, BUVA juga melunasi kewajiban pembayaran ALF tahun 2021 dan 2022, serta mencicil pembayaran kewajiban terhutang kepada karyawan dan pemasok.

Sementara itu, pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini, BUVA akan melaksanakan public expose tahun 2020 dan 2021, serta menyampaikan laporan tahunan kepada BEI dan OJK agar perdagangan saham perseroan dapat dibuka kembali.

Adapun pada kuartal kedua dan ketiga 2023, BUVA akan melaksanakan aksi korporasi dengan menggunakan laporan keuangan audit yang berakhir pada 30 Desember 2022 atau 31 Maret 2023.

Benita menambahkan, saat ini kendala terbesar yang dihadapi manajemen BUVA yaitu belum pulihnya industri pariwisata di Indonesia secara penuh, khususnya di Bali yang berdampak pada rendahnya tingkat hunian atau jumlah tamu hotel.

“Saat ini, upaya yang telah kami lakukan untuk kelangsungan usaha adalah perbaikan rutin fisik hotel yang tertunda, melakukan renovasi fasilitas, menggiatkan kegiatan promosi dan pemasaran untuk memperluas basis tamu, serta terus membuka kemungkinan masuknya investor baru,” tutupnya.

Sebagai informasi, BUVA telah menunggak alias belum melakukan pembayaran ALF 2021 per 15 Juli 2021. BEI pun melakukan suspensi sementara perdagangan saham BUVA di pasar reguler dan pasar tunai.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper