Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Konglomerat Ini Bagi Dividen per Saham Lebih Besar dari BCA

Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia INDR membagikan dividen per saham lebih besar dari emiten milik Keluarga Hartono, orang terkaya RI, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), meskipun nilainya secara total lebih kecil.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Dividen per saham INDR lebih besar dari BBCA, yakni Rp940 per saham. Namun, secara total jumlahnya hanya sekitar Rp600 miliar, jauh di bawah BBCA. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Dividen per saham INDR lebih besar dari BBCA, yakni Rp940 per saham. Namun, secara total jumlahnya hanya sekitar Rp600 miliar, jauh di bawah BBCA. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) bakal membagikan dividen Rp940 per saham dari laba bersih 2021. Dividen per saham ini cukup besar, bahkan mengalahkan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yang dimilii orang terkaya RI, Michael dan Budi Hartono.

Robert Budi Hartono dan Michael Hartono merupakan orang terkaya di Indonesia. Nilai kekayaanya mencapai US$41,6 miliar (sekitar Rp615,68 triliun) per Sabtu (25/6/2022), mengutip data Forbes. Keluarga Hartono menjadi pengendali saham BBCA, emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia senilai Rp912 triliun.

Adapun, Sri Prakash Lohia merupakan orang terkaya keempat di Indonesia dengan nilai kekayaan US$6,6 miliar (sekitar Rp97,68 triliun). Pundi-pundi kekayaannya berasal dari Indorama, grup tekstil dan petrokimia.

Pada 2021, BBCA membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp145 per saham. Adapun, nilai pembayaran dividen saham BCA berjumlah Rp17,9 triliun dari tahun buku 2021.

Dividen per saham INDR lebih besar dari BBCA, yakni Rp940 per saham. Namun, secara total jumlahnya hanya sekitar Rp600 miliar, jauh di bawah BBCA.

Nilai total dividen berbeda jauh karena perbedaan jumlah saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. BBCA mencatatkan 123,27 miliar saham di BEI, sedangkan INDR hanya mencatatkan 654,35 juta saham.

Presiden Direktur Indorama Vishnu Baldwa mengatakan, pemegang saham Indorama telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp940 per saham, atau sekitar US$41 juta dari laba bersih 2021. Pembagian dividen ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan hari ini, Jumat (24/6/2022).

"Hasil RUPS, kami akan bagi dividen Rp940 per saham, sekitar US$41 juta atau ekuivalen 50 persen atas profit setelah pajak 2021," ujar Vishnu, dalam paparan publik Indorama, Jumat (24/6/2022).

Dia menuturkan, besaran dividen ini disetujui oleh direksi dan pemegang saham karena perseroan mencetak rekor laba bersih tertinggi pada 2021, yakni US$84,5 juta atau Rp1,2 triliun selama 2021, dari US$6,23 juta di 2020.

"Direksi dan pemegang saham setuju dividennya persentasenya lebih besar dari kebijakan biasanya 25 persen. Keuntungan kami besar, direksi rekomendasi dividennya besar," tuturnya.

Sebagai informasi, emiten berkode saham INDR ini mencetak pendapatan bersih US$884,1 juta pada 2021 atau setara Rp12,6 triliun (kurs Jisdor 23 Februari 2021 Rp14.362 per dolar AS). Pendapatan bersih ini melonjak 50 persen dibandingkan 2020 sebesar US$589 juta.

Perseroan tercatat mencetak kenaikan laba kotor 307,65 persen dari US$31,8 juta di 2020, menjadi US$129,7 juta di 2021.

Dengan peningkatan tersebut, laba bersih perseroan juga ikut meningkat menjadi US$84,5 juta atau Rp1,2 triliun selama 2021, dari US$6,23 juta di 2020.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper