Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Pokok Penjualan Naik, Laba Mayora Indah (MYOR) Tergerus 42,41 Persen pada 2021

Penurunan laba bersih MYOR terjadi di tengah kenaikan penjualan bersih sebesar 14 persen yoy menjadi Rp27,90 triliun pada 2021, dari Rp24,47 triliun pada tahun sebelumnya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyaksikan proses produksi PT Mayora Indah Tbk saat melakukan kunjungan kerja di Tangerang, Banten, 18 September 2020. /Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyaksikan proses produksi PT Mayora Indah Tbk saat melakukan kunjungan kerja di Tangerang, Banten, 18 September 2020. /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA — PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan penurunan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar 42,41 persen dari Rp2,06 triliun pada 2020 menjadi Rp1,18 triliun sepanjang 2021. Hal ini diikuti penurunan laba per saham dari Rp92 menjadi Rp53 pada 2021.

Penurunan laba bersih MYOR terjadi di tengah kenaikan penjualan bersih sebesar 14 persen yoy menjadi Rp27,90 triliun pada 2021, dari Rp24,47 triliun pada tahun sebelumnya.

Kenaikan penjualan terjadi di seluruh segmen pasar, yakni pasar domestik yang naik dari Rp14,38 triliun menjadi Rp16,05 triliun dan penjualan ekspor meningkat dari Rp10,11 triliun menjadi Rp11,88 triliun.

Berdasarkan jenis produk penjualan, minuman olahan kemasan naik dari Rp11,47 triliun menjadi Rp13,06 triliun pada 2021. Sementara itu, penjualan makanan olahan dalam kemasan naik dari Rp13,93 triliun Rp15,93 triliun.

Di sisi lain, beban pokok penjualan Mayora memperlihatkan kenaikan lebih tinggi dari pertumbuhan penjualan, yakni sebesar 22,14 persen yoy dari Rp17,17 triliun menjadi Rp20,98 triliun. Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi membuat laba kotor MYOR tergerus dari Rp7,29 triliun menjadi Rp6,92 triliun.

Kenaikan beban biaya bahan baku dan pembungkus sebesar 30,32 persen menjadi penyumbang kenaikan beban pokok penjualan. Pos tersebut naik dari Rp12,69 triliun menjadi Rp16,54 triliun. Sementara itu, beban tenaga kerja langsung naik dari Rp1,37 triliun menjadi Rp1,45 triliun dan biaya produksi tidak langsung naik dari Rp2,73 triliun menjadi Rp3,03 triliun.

Adapun, jumlah aset MYOR naik tipis menjadi Rp19,91 triliun per 31 Desember 2021, dari Rp19,77 triliun setahun sebelumnya. Jumlah aset lancar naik dari Rp12,83 triliun menjadi Rp12,96 triliun, sementara aset tidak lancar naik tipis dari Rp6,93 triliun menjadi Rp6,94 triliun.

Posisi liabilitas Mayora pada 2021 naik menjadi Rp8,55 triliun pada 2021, dari Rp8,50 triliun pada 2020. Liabilitas jangka pendek naik dari Rp3,5 triliun pada 2020 menjadi Rp5,57 triliun pada 2021 dan liabilitas jangka panjang turun dari Rp4,94 triliun menjadi Rp2,98 triliun.

Ekuitas MYOR meningkat menjadi Rp11,36 triliun dari Rp11,27 triliun pada tahun sebelumnya. Adapun, posisi kas dan setara kas akhir periode turun menjadi Rp3,00 triliun pada 2021 dibandingkan dengan Rp3,77 triliun pada 2020.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper