Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indocement (INTP) Jual 16,6 Juta Ton Semen pada 2021, Harga Saham Menuju Rp15.500?

Pertumbuhan penjualan INTP lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan semen secara nasional sebesar 4,3 persen yoy.
Pabrik semen milik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Pabrik semen milik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – Analis merekomendasikan beli saham emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. setelah perseroan melaporkan hasil penjualan di sepanjang 2021.

Emiten dengan kode saham INTP tersebut melaporkan penjualan semen pada 2021 mencapai 16,6 juta ton atau tumbuh 2,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan penjualan INTP lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan semen secara nasional sebesar 4,3 persen yoy.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy dan Andreas Tarigan menunjukkan bahwa penjualan INTP di luar Jawa tumbuh 7 persen yoy sementara di Pulau Jawa hanya tumbuh 0,3 persen yoy.

“Pencapaian ini mencerminkan 93,1 persen dari total perkiraan [penjualan] kami, termasuk penjualan regional,” tulis Robertus dan Andreas dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, Senin (24/1/2022).

Robertus dan Andreas juga mengapresiasi kemampuan INTP dalam menjaga pangsa pasar sebesar 25,6 persen di tengah-tengah strategi menaikkan harga jual rata-rata (average selling price/ASP). Adapun, INTP terus mengerek harga semen kantong sebesar 4 persen - 5 persen pada November 2021, setelah menaikkan harga sebesar 4 persen pada Oktober 2021.

Dengan volume penjualan INTP yang sesuai dengan perkiraan, Henan Putihrai Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham INTP dengan target harga Rp15.000.

Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo dan Arnanto Januri menambahkan volume penjualan semen kantong milik INTP akan meningkat setelah musim hujan pada Januari dan Februari terlewati kendati dengan ASP yang lebih tinggi.

“Penopangnya adalah aktivitas konstruksi perumahan yang lebih tinggi,” tulis Henry dan Arnanto. 

J.P. Morgan menunjukkan bahwa prapenjualan dari dua pengembang utama di Indonesia seperti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mengonfirmasi tren positif di industri properti. Adapun, marketing sales SMRA naik 59 persen dan CTRA naik 35 persen secara tahunan pada 2021.

J.P. Morgan Sekuritas melanjutka bahwa tahun ini pasar akan menyesuaikan dengan ASP yang lebih tinggi. Permintaan semen pun diperkirakan bakal meningkat setelah Februari 2022 terlewati, dengan optimisme datang dari prapenjualan perusahaan properti yang kuat dan pemulihan proyek infrastruktur.

Baru-baru ini, INTP juga mengeksekusi pembelian kembali saham atau buyback. Perseroan berkomitmen untuk buyback saham sebesar US$200 juta pada periode 6 Desember 2021 - 4 Maret 2022 dan sejauh ini telah mengeksekusi sebesar US$60 juta. 

Dengan kondisi tersebut, J.P. Morgan memberikan rekomendasi overweight untuk saham INTP dengan target harga Rp15.500. Namun, risiko jangka pendek untuk pergerakan harga saham INTP masih berasal dari penyebaran Covid-19 varian Omicron.

Di lantai bursa, saham INTP ditutup naik 3,25 persen menjadi Rp11.125. Sejak 6 bulan terakhir, harga sudah naik 9,07 persen dengan kapitalisasi pasar Rp40.95 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper