Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Emiten Produsen Makanan Ringan Diperkirakan Bangkit pada 2022

Mayoritas emiten produsen makanan ringan membukukan penurunan laba hingga dobel digit hingga akhir kuartal III/2021.
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id
Lini produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR)/mayoraindah.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten produsen makanan ringan diperkirakan bisa menguat lagi pada tahun depan seiring peningkatan daya beli masyarakat setelah perekonomian perlahan dibuka penuh.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, mayoritas emiten produsen makanan ringan membukukan penurunan laba hingga dobel digit hingga akhir kuartal III/2021.

PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) membukukan penurunan laba bersih sebesar 37,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp977,93 miliar per 30 September 2021 dari sebelumnya Rp1,55 triliun. Namun, penjualan bersih produsen permen Kopiko ini mengalami peningkatan sebesar 13,12 persen yoy menjadi Rp19,88 triliun dari sebelumnya Rp17,58 triliun.

Selanjutnya produsen permen Kino, PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) membukukan penurunan laba bersih sebesar 56,34 persen menjadi Rp78,63 miliar dari sebelumnya Rp180,10 miliar. Penjualan KINO tercatat turun 5,75 persen menjadi Rp2,93 triliun dari sebelumnya Rp3,11 triliun.

Penurunan laba juga dialami oleh produsen Mi Gemez yaitu PT Siantar Top Tbk. (STTP) dengan penurunan 9,61 persen menjadi Rp433,31 miliar dari sebelumnya Rp479,40 miliar. Di sisi lain, penjualan bersih STTP naik 8,05 persen menjadi Rp3,04 triliun dari sebelumnya Rp2,81 triliun.

Senior Portfolio Manager Equity Manulife Aset Manajemen Samuel Kesuma menjelaskan selama dua tahun terakhir ini merupakan periode yang berat untuk perusahaan sektor barang konsumen akibat pembatasan sosial masa pandemi.

“Sektor konsumer cuup tertekan dua tahun belakangan, padahal persepsinya sektor ini yang [kinerjanya] stabil karena menjual barang-barang pokok,” ujar Samuel pekan lalu.

Dalam kondisi krisis, perusahaan yang menjual barang kebutuhan pokok dinilai lebih tahan banting karena produk yang ditawarkan bakal selalu diserap pasar. Namun, pandemi yang menyebabkan pembatasan sosial membawa cerita yang berbeda.

Samuel mengatakan saat lockdown diberlakukan, justru permintaan untuk produk seperti staple food seperti makanan jajanan dan cemilan mengalami penurunan. Pasalnya, produk ini banyak dibeli masyarakat ketika berkumpul di luar rumah.

“Penurunan wajar karena orang tidak kumpul-kumpul, tidak keluar rumah, dan tidak ke sekolah. Permintaan ikut turun,” ujar Samuel.

Kendati demikian, Samuel memperkirakan industri barang konsumen khususnya produsen makanan ringan bisa rebound pada tahun depan. Permintaan untuk produk jajanan ringan tampaknya akan kembali karena aktivitas di luar ruang terus dibuka perlahan.

Perlu diingat, lanjut Samuel, bahwa tantangan dari sisi daya beli masyarakat ketika harga komoditas tinggi bakal tetap menjadi tantangan bagi para emiten barang konsumen. Adapun, daya beli masyarakat dengan pendapatan rendah diperkirakan belum akan kembali dengan cepat pada tahun depan.

Hal itu pun akan membawa dilema bagi emiten ketika ingin menaikkan harga produk demi menjaga marjin. Samuel berpendapat pilihan yang dapat diambil emiten selain menaikkan harga adalah dengan menyesuaikan volum produk.

“Tekanan ada di marjin keuntungan dan ini semua bisa sangat terbantu tahun depan apabila harga komoditas ternormalisasi, kondisi ekonomi kian pulih, dan daya beli masyarakat naik lagi,” papar Samuel.

Adapun,  Manulife Aset Manajemen dengan total dana kelolaan atau asset under management senilai Rp112,1 triliun yang mana Rp61,7 triliun berada dalam produk reksa dana per September 2021 belum mengoleksi saham-saham emiten consumer dan memasang posisi wait and see.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper