Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prodia Siapkan Belanja Modal Rp200 Miliar, Fokus Digitalisasi Lab

Prodia mengalokasikan belanja modal senilai Rp200 miliar pada 2022, sama seperti 2021.
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, Dewi Muliaty (kiri), didampingi Komisaris Utama Andi Wijaya (kedua kiri) meninjau pusat layanan kesehatan geriatri, khusus pelanggan usia lanjut, di Pondok Indah, Jakarta, Selasa (12/12)./JIBI-Abdullah Azzam
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, Dewi Muliaty (kiri), didampingi Komisaris Utama Andi Wijaya (kedua kiri) meninjau pusat layanan kesehatan geriatri, khusus pelanggan usia lanjut, di Pondok Indah, Jakarta, Selasa (12/12)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten laboratorium, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menargetkan belanja modal pada tahun depan berkisar Rp200 miliar. Fokus perseroan kini beralih mengembangkan layanan digital dibandingkan dengan membuka cabang baru.

President Director Prodia Widyahusada Dewi Muliaty mengungkapkan belanja modal pada tahun ini sebesar Rp200 miliar dan pada 2022 pun besarannya tidak akan berubah.

"Tahun ini sekitar Rp200 miliar, tahun depan juga sama, dalam dua tahun ini tak buka outlet fisik terlalu besar paling 1--2 pembangunan baru. Fokusnya, omni channel digital service, jadi bisa sekaligus membangun ekosistem digital," urainya dalam paparan publik, Selasa (16/11/2021).

Dia bercerita realisasi belanja modal hingga 9 bulan 2021 baru terserap 40 persen atau berkisar Rp80 miliar dengan fokus pembangunan teknologi informasi (TI) perusahaan. Realisasi yang lebih rendah tersebut karena pengeluaran untuk belanja modal yang disesuaikan bergeser ke belanja operasional.

Emiten berkode PRDA ini biasa membuka cabang baru dan menyerap belanja modal cukup besar. Namun, perseroan kali ini menggeser fokusnya dengan membangun digitalisasi pelayanan laboratorium yang dikombinasikan dengan layanan datang ke rumah atau home service.

"Tahun depan sama, tak banyak pembukaan cabang, 1--2 saja mungkin. Kami fokus pada digitalisasi membuat pertumbuhan seluruhnya," katanya.

Dewi menjelaskan perubahan fokus ekspansi ini merupakan hasil pembelajaran dari pandemi Covid-19 ketika pelayanan dapat dilakukan tidak secara fisik sehingga pelanggan tidak perlu datang ke outlet.

"Prodia mengembangkan mobile apps, sehingga pelanggan tinggal pesan, lalu membayar dan adan Prodia home service. Menolong pasien menjadi lebih mudah, hasil tes pun dapat dikirim secara online," urainya.

Hal ini jelasnya didukung peraturan laboratorium kesehatan yang dapat melayani home service, sebagai perubahan dari aturan Kementerian Kesehatan.

"Kami punya strategi menargetkan home service ini lebih dari 100 di seluruh Indonesia, saat ini masih sangat perlu membuat janji, antrean panjang, minatnya banyak sekali," katanya.

Dengan digitalisasi, cabang yang dibuka tidak perlu sebanyak sebelumnya. Pembukaan cabang baru hanya dilakukan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya di perumahan yang relatif baru dan sebelumnya point of care Prodia dengan peningkatan permintaan yang baik baru membuka cabang baru.

Di sisi lain, digitalisasi juga dilakukan tidak hanya dari sisi pelanggan, melainkan dalam proses laboratorium dan operasi, sehingga perseroan mendapatkan kinerja yang lebih efisien dibandingkan dengan sebelumnya.

Hingga kuartal III/2021, PRDA sudah memiliki 257 outlet di 34 provinsi di Indonesia dengan melayani 2,6 juta kunjungan pasien atau naik 37,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Volume pengujian laboratorium yang dilakukan pun sudah lebih dari 13,7 juta pengujian atau naik 48 persen sepanjang 9 bulan 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper