Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI: Peningkatan Aksi Rights Issue Didorong Emiten Bank

Peningkatan pelaksanaan rights issue emiten bank antara lain disebabkan ingin menambah modal sebagai upaya pemenuhan POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan penawaran umum saham perdana (IPO) PT Bukalapak.com  berpotensi mengerek nilai kapitalisasi pasar bursa sekitar Rp77,3 triliun hingga Rp87,3 triliun./ Bisnis-Dhiany
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan penawaran umum saham perdana (IPO) PT Bukalapak.com berpotensi mengerek nilai kapitalisasi pasar bursa sekitar Rp77,3 triliun hingga Rp87,3 triliun./ Bisnis-Dhiany

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia mengungkapkan kenaikan emisi dan emiten dalam melakukan penambahan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue didorong oleh kebutuhan perbankan untuk meningkatkan modal.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan kenaikan pelaksanaan rights issue antara lain disebabkan banyak bank yang ingin meningkatkan modal sebagai bagian dari salah satu upaya pemenuhan POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

“Sebagai informasi, 62 persen dari total nilai right issue periode Juli 2021 berasal dari sektor perbankan,” kata Nyoman, Senin (2/8/2021)

Selain dari emiten perbankan, ramainya perusahaan tercatat melakukan rights issue juga terkait dengan penggunaan dana dalam rangka pemenuhan modal kerja, refinancing utang, dan rencana melakukan ekspansi usaha.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per Juli 2021, tercatat nilai yang dihimpun lewat rights issue mencapai total Rp35,6 triliun dari 16 perusahaan tercatat.

Nilai rights issue tersebut mengalami peningkatan signifikan sebesar 302 persen dibandingkan periode Juli 2020 yaitu sebanyak 8 perusahaan tercatat dengan nilai Rp8,9 triliun.

“Sampai dengan saat ini Bursa Efek Indonesia masih menunggu pelaksanaan rights issue dari 42 perusahaan tercatat dalam pipeline yang berencana melaksanakan rights issue di tahun 2021,” imbuh Nyoman.

Adapun, beberapa emiten yang mengumumkan bakal rights issue pada akhir akhir Juli 2021 a.l. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Capital Indonesia Tbk., PT Jasnita Telekomindo Tbk. (JAST), dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC).

Adapun, BBRI menjadwalkan dapat memperoleh pernyataan efektif dari OJK untuk melaksanakan rights issue pada 30 Agustus 2021. Sebelumnya, BRI telah mengantongi restu dari pemegang saham untuk aksi korporasi dalam rangka pembentukan holding ultra mikro tersebut, dalam RUPSLB yang digelar pada 22 Juli 2021.

Berikutnya, perseroan menargetkan pelaksanaan rights issue dapat dilakukan pada September mendatang. Dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan pada 26 Juli 2021, manajemen BRI menyampaikan perseroan akan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 28.677.086.000 saham baru seri B dengan nilai nominal Rp50 per saham. Jumlah tersebut sebanyak-banyaknya 18,86 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT I.

Sementara itu, BACA berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 20 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.

Selanjutnya JAST berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 406,81 juta saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham. Bersamaan dengan penerbitan saham baru ini, JAST juga menawarkan Waran Seri I yang dapat dikonversi menjadi saham sebanyak-banyaknya 405,81 saham.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper