Bisnis.com, JAKARTA – Kendati masih diliputi oleh pandemi Covid-19, minat calon emiten untuk masuk ke lantai bursa disebut-sebut justru masih tinggi untuk mencari pendanaan yang paling efisien.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam lima tahun terakhir jumlah emiten yang terdaftar di lantai bursa semakin meningkat. Per Juni 2021 tercatat sebanyak 732 emiten telah terdaftar, naik dari 537 pada 2016. Sepanjang tahun ini BEI juga menargetkan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) bertambah 54 emiten.
BEI mencatat ada 23 perusahaan yang baru melantai di pasar modal sepanjang semester I/2021. Jumlah itu lebih rendah dari realisasi sepanjang Januari—Juni 2020 yang mencapai 28 emiten baru.
Kendati demikian, capaian sepanjang periode pandemi Covid-19 justru lebih tinggi dibandingkan dengan prapandemi yang tercatat sebanyak 17 emiten baru pada semester I/2019 dan 19 emiten baru pada semester I/2018.
Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan banyak keinginan calon emiten dan emiten untuk masuk ke bursa efek Indonesia. Baik untuk melakukan aksi IPO maupun aksi korporasi lain.
"Pengusaha masih terus mencari cost of fund yang paling efisien, dan itu sejauh ini di pasar modal. [Di sisi lain] kita juga harus berinovasi dari segi regulasi misalnya nanti ada unicorn, dari pada dia hilang ke negara lain lebih baik dia going public ke negara kita," kata Iwan dalam acara Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook secara virtual Selasa (7/6/2021).
Baca Juga
Dia mengatakan perkembangan kegiatan pasar modal dalam empat tahun terakhir juga cukup mengembirakan, atau tumbuh sebesar 200 persen. Kondisi tersebut menggambarkan kesadaran investasi tumbuh dan berkembang. Buktinya, investor ritel juga mulai menunjukan angka peningkatan, bahkan mencapai rekor tembus 3 juta investor.
"Penurunan tingkat suku bunga juga mendorong tumbuhnya investor pasar modal, baik reksa dana hingga surat utang berharaga negara," tambahnya
Lebih lanjut, dia mengatakan asosiasi berharap semakin banyak calon emiten yang masuk ke bursa, sehingga kemudian akan berdampak pada semakin tingginya nilai kapitalisasi.
"Ini yang harus kita capai untuk mencapi resilient the long term economy," jelasnya.
Memasuki semester II/2021, sederet calon emiten sedang bersiap masuk Bursa. Mereka antara lain PT Bundamedik Tbk. (BMHS), PT Trimegah Karya Pratama Tbk. (UVCR), PT PAM Mineral Tbk. (NICL), PT Falmacon Nonwoven Industri Tbk., dan PT Bukalapak.com.