Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Opsi Penyelamatan Garuda (GIAA), Restrukturisasi Paling Rasional

Manajemen Garuda menjelaskan dalam opsi kedua tersebut langkah yang ditempuh adalah restrukturisasi melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Setiaputra. Kementerian BUMN meminta agar manajemen Garuda Indonesia secepatnya membenahi pola penyewaan atau leasing pesawatnya sehingga tidak menjadi beban bagi perseroan./ Istimewa
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Setiaputra. Kementerian BUMN meminta agar manajemen Garuda Indonesia secepatnya membenahi pola penyewaan atau leasing pesawatnya sehingga tidak menjadi beban bagi perseroan./ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Penyelamatan PT Garuda Indonesia (Perseo) Tbk. (GIAA) mengatah kepada opsi restrukturisasi, dari 4 opsi ditawarkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan dalam opsi kedua tersebut langkah yang ditempuh adalah restrukturisasi melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Irfan pun menegaskan kendati lewat PKPU tak serta merta Garuda mengalami kebangkrutan. PKPU hanyalah penundaan kewajiban pembayaran utang bukan pailit. Hanya saja, lanjutnya, begitu masuk ke PKPU, setelah 270 hari atau 9 bulan tidak terjadi adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur otomatis perusahaan terpailit kan.

Dengan demikian, kata dia, memang selalu ada resiko juga bahwa perseroan bisa menjadi pailit ketika masuk ke dalam PKPU.

“Kalau ditanya masih sanggupkah menyelamatkan Garuda. Jawabannya masih dan harus. Pilihannya yang kami ambil ini memang mengarah ke ospi kedua dan ketiga yaitu Restrukturisasi. Karena utang saat ini nggak mungkin ditanggung oleh pemerintah semua. Utang ini kan juga masa lalu juga,” ujarnya, Senin (21/6/2021).

Dia berpendapat opsi kedua merupakan opsi yang paling rasional dari perhitungan perseroan. Menurutnya, apabila opsi ini dapat dieksekusi dengan baik, Garuda masih bisa memperoleh hasil negosiasi dengan para kreditur yang hingga saat ini kalkulasinya mencapai Rp70 triliun. Termasuk di dalamnya kreditur BUMN yang juga saat ini sulit untuk menerima proposal penawaran dalam bentuk apapun.

Irfan pun membutuhkan dukungan sejumlah pihak supaya bisa masuk ke dalam restrukturisasi ini. Pertama, harus adanya keyakinan dan kepastian mengenai penyelesaian negosiasi terhadap utang piutang perseroan.

Oleh karena itu, maskapai pelat merah ini harus memiliki rencana yang solid selama jangka panjang bhawa lewat restrukturisasi akan selesai dan hal ini disepakati oleh kreditur Garuda.

Kedua, sambungnya, dengan dasar tersebut, perseroan harus memiliki proposal yang ditawarkan ke kreditur terkait instrumen restrukturisasi. Berkaitan dengan proposal itu, paparnya, ada kemungkinan soal konversi utang menjadi saham atau debt to equity swap.

“Inilah yang bisa saja jadi penawaran tapi harus menunggu persetujuan pemegang saham. Ini yang masih kami lihat proposal apa yang nanti diajukan oleh kami dengan para advisor. Kami sampai hari ini belum sampai titik itu dengan para konsultan nanti begitu tiba waktunya ini sampaikan proposal ke kreditur utang Rp70 triliun yang lebih sustainable lebih mampu kami bayar,” imbuhnya.

Lebih lanjut maskapai yang identik dengan warna biru tersebut juga telah menunjuk Guggenheim Securities, LLC sebagai financial advisor yang akan mendukung langkah pemulihan kinerja usaha Perseroan, khususnya melalui berbagai evaluasi strategi yang akan ditempuh dalam penyehatan kinerja fundamental Perseroan bersama-sama dengan mitra strategis lainnya seperti PT Mandiri Sekuritas, Cleary Gottlieb Steen & Hamilton LLP dan Assegaf Hamzah & Partners.

“Proses negosiasi dan PKPU gak bisa lewat dari tahun ini. Ini yang kami targetkan,” tekannya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil benchmarking dengan yang telah dilakukan oleh pemerintah negara lain, terdapat empat opsi yang dapat diambil untuk Garuda saat ini.

Opsi pertama adalah terus mendukung Garuda. Pemerintah harus memberikan suntikan ekuitas atau pemberian pinjaman. Jika hal ini dilakukan yang bakal menjadi catatan adalah berisiko meninggalkan Garuda dengan warisan hutang yang besar yang akan membuat situasi menantang pada masa mendatang.

Langkah yang serupa telah dilakukan oleh pemerintah setempat kepada Singapore Airlines, Cathay Pacific, dan Air China. Kedua, lanjutnya, menggunakan hukum perlindungan kepailitan untuk merekstrukturisasi Garuda.

Dalam hal ini, pemerintah menggunakan proses kepailitan secara legal untuk merekstrukturisasi kewajiban terkait dengan sewa, hutang, dan kontrak kerja.

Opsi yurisdiksi yang bisa digunakan adalah U.S. Chapter 11, Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), dan yurisdikasi lainnya. Kondisi ini seperti yang terjadi kepada Malaysia Airlines dan Thai Airways.

Namun, menurutnya, yang perlu menjadi perhatian apabila langkah ini diambil adalah belum jelasnya apakah UU Kepailitan Indonesia mengizinkan restrukturisasi. Restrukturisasi ini bisa berhasil memperbaiki sebagian masalah terkait utang dan sewa tetapi tidak menyelesaikan masalah yang mendasarinya.

Ketiga, katanya, restrukturisasi Garuda dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru. Lewat cara ini Garuda dibiarkan merestrukturisasi dan pada saat yang bersamaan mulai mendirikan perusahaan maskapai penerbangan domestik baru yang akan mengambil alih sebagian besar rute domestik Garuda dan menjadi maskapai nasional di pasar domestik.

Langkah ini seperti yang sudah ditempuh sebelumnya oleh Swiss air. Cara ini perlu dieksplorasi lebih jauh sebagai opsi tambahan agar Indonesia tetap memiliki maskapai nasional. Estimasi modal yang diperlukan pun mencapai US$1,2 miliar.

Opsi terakhir adalah Garuda dilikuidasi dan sektor swasta dibiarkan untuk mengisi kekosongannya. Seperti yang sudah dilakukan oleh Malev Hungarian Airlines dan Varig Brazil. Risikonya, Indonesia tak lagi memiliki national flag carrier.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper