Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahan Gas Negara Tbk. membukukan penurunan laba bersih 58,75 persen secara tahunan pada kuartal III/2020.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2020, PGN membukukan pendapatan senilai US$2,15 miliar per 30 September 2020. Realisasi itu turun 23,49 persen dari US$2,81 miliar periode yang sama tahun lalu.
Emiten berkode saham PGAS itu membukukan laba bersih US$53,35 juta pada kuartal III/2020. Pencapaian itu turun 58 persen dibandingkan dengan US$129,10 juta per 30 September 2019.
Manajemen PGN menjelaskan bahwa pendapatan yang dibukukan sekitar Rp31,51 triliun pada kuartal III/2020. Nilai itu mengacu kepada kurs tengah rerata kuartal III/2020 Rp14.647 per dolar Amerika Serikat.
PGN mengungkapkan pendapatan sebagian besar berasal dari kinerja operasional penjualan gas. Dengan demikian, perseroan mencatat laba operasi sebesar US$315,49 juta dan EBITDA US$601,91 juta.
Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara Arie Nobelta Kaban mengungkapkan pencapaian kinerja keuangan kuartal III/2020 sangat dipengaruhi kondisi perekonomian yang saat ini masih belum pulih. Pihaknya menyebut dampak pandemi Covid-19 masih berlanjut sehingga belum meningkatkan permintaan gas bumi.
Selain itu, lanjut dia, harga migas dunia masih belum naik. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga masih fluktuatif.
"Triple shock tersebut berpengaruh kepada bisnis PGN yaitu demand terhadap gas bumi, sektor hulu yang tergantung pada market terutama harga minyak dan gas, serta harga LNG,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (27/11/2020).
Arie menjelaskan bahwa kondisi keuangan perseroan saat ini dalam kondisi cukup baik. Posisi kas dan setara kas snilai US$1,19 miliar per 30 September 2020. Posisi itu menurutnya lebih baik dibandingkan dengan posisi US$1,04 miliar per 31 Desember 2020.
Selain itu, PGAS mengklaim kemampuan dalam memenuhi kewajiban masih baik. Current ratio sebesar 268 persen per 30 September 2020 atau lebih tinggi dari 197 persen pada 31 Desember 2019.
Manajemen PGN menyebut bisnis distribusi terpengaruh kondisi perekonomian. Namun, penurunan pendapatan dapat diikuti dengan penurunan beban pokok pendapatan.
Selain itu, perseroan juga melakukan efisiensi. Dengan demikian, beban usaha perseroan turun US$107,5 juta.
Manajemen PGN menyatakan berupaya maksimal untuk meningkatkan pendapatan perseroan sampai dengan akhir tahun. Langkah efisiensi dari sisi biaya tetap dilakukan sehingga kinerja keuangan menjadi lebih baik.