Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas kinerja emiten menara tetap kokoh hingga akhir kuartal III/2020 seiring dengan kenaikan bisnis sewa.
Dari enam emiten menara yang telah melaporkan kinerja keuangannya untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2020, lima di antaranya mampu membukukan pertumbuhan baik dari sisi topline maupun bottomline.
Pertumbuhan paling tinggi dialami oleh PT Bali Towerindo Sentra Tbk. Emiten berkode BALI tersebut membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 24,98 persen secara tahunan, menjadi Rp566,34 miliar dari sebelumnya Rp453,13 miliar. Dari sisi bottomline, laba BALI melambung 58,03 persen, dari Rp31,73 miliar menjadi Rp50,23 miliar.
Sebaliknya, PT LCK Global Kedaton Tbk. (LKCM) menjadi satu-satunya yang mencatatkan kinerja negatif. Pendapatan LKCM terpantau turun 45,71 persen menjadi Rp17,89 miliar, mengakibatkan perseroan tak mampu membalikkan keadaan dan tetap tercatat merugi Rp1,04 miliar.
Sementara itu, jika dilihat dari nilai terbesar, pemimpin pasar PT Sarana Menara Nusantara Tbk. alias TOWR tetap tak terkalahkan. Per 30 September 2020 ini, TOWR mampu mencetak pendapatan Rp5,55 triliun, naik 19,34 persen dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,65 triliun.
Anak usaha Grup Djarum ini juga membukukan pertumbuhan laba yang tak sedikit, yakni sebesar 19,49 persen year on year (yoy), dari semula Rp1,59 triliun menjadi Rp1,90 triliun.
Menyusul TOWR, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. juga menorehkan kinerja positif dobel digit untuk topline dan bottomline-nya. Emiten dengan ticker TBIG Ini mencetak pertumbuhan pendapatan 13,49 persen dan pertumbuhan laba 22,14 persen.
Per akhir Q3/2020, pendapatan TBIG tercatat sebesar Rp3,93 triliun, naik dari sebelumnya Rp3,46 triliun. Sementara laba bersihnya menjadi Rp747,46 miliar dari laba tahun lalu yang sebesar Rp611,96 miliar.
Analis Korean Investment & Sekuritas Indonesia David Arie Hartono menilai sepanjang tahun berjalan perusahaan-perusahaan menara memang mencetak kinerja operasional yang kuat, begitu pula dengan harga sahamnya.
"Kami mempertahankan pandangan positif kami di sektor menara di Indonesia," ujarnya seperti dikutip dari riset, Selasa (3/11/2020)
Menurutnya, ada sejumlah indikator pertumbuhan positif di sektor menara telekomunikasi untuk masa mendatang, antara lain pertumbuhan tenancy ratio yang lebih tinggi untuk tahun buku 2021 nanti karena adanya peningkatan lalu lintas data (traffic data). Diikuti rasio penyewa juga akan lebih tinggi.
Selain itu, David menilai dihapuskannya industri menara telekomunikasi dari daftar sektor investasi negatif di Indonesia akan menjadi katalis positif untuk konsolidasi industri yang akan memunculkan daya tawar yang lebih baik pada tingkat harga sewa.
"Kami memprediksi ini juga akan memberikan benefit lain yakni pendanaan yang lebih murah untuk perusahaan menara," pungkas David.
Kinerja Emiten Menara Tetap Menjulang hingga Kuartal III
Dari enam emiten menara yang telah melaporkan kinerja keuangannya untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2020, lima di antaranya mampu membukukan pertumbuhan baik dari sisi topline maupun bottomline.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dhiany Nadya Utami
Editor : Hafiyyan
Konten Premium