Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilah-Pilih Gelaran Rights Issue Emiten

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 10 emiten yang telah mengantongi izin efektif untuk menggelar penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue hingga pekan keempat Agustus 2020. Aksi korporasi mana yang paling menarik minat investor?
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi penggalangan dana dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue mencuri perhatian investor. Sejumlah emiten yang akan menggelar aksi tersebut dinilai masih menarik untuk dikoleksi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 10 emiten yang telah mengantongi izin efektif untuk menggelar penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue hingga pekan keempat Agustus 2020. Total nilai emisi dari daftar itu senilai Rp11,67 triliun.

Salah satu emiten yang baru saja merampungkan rights issue adalah PT Acset Indonusa Tbk. (ACST). Perseroan telah melaksanakan rangkaian penambahan modal melalui PUT II dengan menawarkan 5,72 miliar lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp262.

Maria Cesilia Hapsari, Corporate Secretary & Investor Relations Acset Indonusa mengungkapkan tujuan penggunaan dana rights issue adalah pelunasan sebagian shareholder loan perseroan. Emiten berkode saham ACST itu memiliki utang kepada pemegang saham PT United Tractors Tbk. (UNTR).

“Setelah dikurangi biaya-biaya dan emisi yang dikeluarkan Rp1,49 triliun yang akan dibayarkan,” ujarnya saat dihubungi, Senin (21/9/2020).

ACST memiliki saldo pokok pinjaman terutang kepada UNTR senilai Rp2,04 triliun per 15 September 2020. Setelah dilakukan pembayaran sebagian, saldo pokok pinjaman terutang akan menjadi Rp544,75 miliar.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, ada sederet emiten lain yang bersiap melakukan rights issue. Terdekat, eksekusi akan dilakukan oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP).

Dalam prospektusnya, CMNP mengumumkan cum rights di pasar reguler dan negosiasi pada 7 Oktober 2020 dan di pasar tunai 9 Oktober 2020. Adapun, periode perdagangan HMETD berlangsung pada 13 Oktober 2020—21 Oktober 2020.

CMNP menawarkan sebanyak-banyaknya 1,81 miliar lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp700. Bersamaan dengan itu, perseroan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,81 miliar lembar Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan harga pelaksanaan Rp980.

Dengan demikian, CMNP memperkirakan total dana yang diperoleh senilai Rp3,16 triliun. Jumlah itu terdiri atas hasil rights issue Rp1,39 triliun dan Warran 1 senilai Rp1,77 triliun.

“Dalam kondisi pandemi Covid-19, pilihan pendanaan melalui PUT II adalah alternatif yang paling baik bagi perseroan dibandingkan dengan menggunakan alternatif pendanaan yang lainnya dalam rangka membiayai proyek-proyek yang saat ini sedang dijalankan oleh perseroan,” tulis Manajemen CMNP dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Secara terpisah, Komisaris PT Sky Energy Indonesia Tbk. Christopher Liawan mengungkapkan perseroan akan menerbitkan 199 juta lembar saham baru lewat rights issue. Harga pelaksanaan yang dibanderol oleh perseroan Rp500 per lembar.

Untuk menjalankan aksi korporasi itu, Christopher mengungkapkan akan meminta izin rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 2 Oktober 2020.

“Target dana yang diperoleh Rp99 miliar,” ujarnya dalam paparan publik secara virtual, Selasa (22/9/2020).

Dia mengatakan dana yang dihimpun dari rights issue akan digunakan untuk modal kerja. Kebutuhan itu sehubungan dengan selesainya pabrik kedua di Cisalak, Depok, yang akan segera beroperasi.

“Kami harapkan dari masyarakat yang akan mengambil saham melalui rights issue,” jelasnya.

Di lain pihak, Sekretaris Perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk. Sudin SH mengungkapkan sedang berkoordinasi dengan para lembaga dan profesional yang diperlukan dalam rights issue. Emiten produsen batu bara itu juga tengah menyiapkan rencana yang lebih detail.

“Tujuan utama rights issue untuk memenuhi ketentuan free float minimal 7,5 persen dari Bursa dan penggunaan dana adalah untuk modal kerja. Jadi sesuai aturan, tidak diwajibkan adanya pembeli siaga,” ujarnya.

Cermati Tujuan

Head Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo mengatakan sentimen negatif rights issue umumnya berdampak terhadap harga saham setelah eksekusi. Pasalnya, emiten mencetak saham baru yang membuat dilusi harga saham sebelumnya sehingga harga menurun.

“Oleh karena itu, perlu dicermati benar tujuan dari rights issue ini yang memang diutamakan untuk perkembangan perusahaan daripada untuk bertahan,” paparnya.

Frankie menyebut CMNP dan JSKY akan menggunakan dana dari rights issue untuk ekspansi bisnis. Menurutnya, kedua emiten itu bisa menjadi fokus dari daftar emiten yang akan melakukan aksi korporasi tersebut.

Rights issue BBYB, lanjut dia, juga menarik dicermati. Pasalnya, aksi korporasi itu dilakukan untuk membantu perusahaan naik ke BUKU II sehingga ruang lingkup usaha bertambah.

Sementara itu, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan rights issue lebih mengarah untuk memperkuat struktur permodalan terutama perusahaan di sektor keuangan seperti BEKS, BBYB, BACA, dan FINN. Sektor keuangan menurutnya berhadap dengan risiko yang lebih tinggi di tengah kondisi saat ini.

“Tingginya risiko berarti bank ataupun perusahaan keuangan harus meningkatkan provisi dan provisi tersebut menguras modal,” jelasnya.

Frederik belum melihat akan terdapat tren positif dari jajaran emiten yang akan melakukan rights issue. Aksi korporasi itu menurutnya ditempuh secara umum lebih banyak bersifat meningkatkan survivabilitas daripada melakukan ekspansi.

“Meskipun ada ekspansi namun kondisi saat ini masih cukup besar ketidakpastiannya,” imbuhnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper