Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanpa Intervensi Bank Sentral, Yield Obligasi India Perlahan Menurun

Bank Sentral India disebut melakukan kebijakan secara pasif untuk mendukung penurunan imbal hasil atau yield obligasi. Di sisi lain, RBI juga akan mengeluarkan insentif untuk membeli obligasi dengan menjaga tingkat likuiditas.
Logo Reserve Bank of India di depan kantor pusat sentral di Mumbai, India./Bloomberg
Logo Reserve Bank of India di depan kantor pusat sentral di Mumbai, India./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat imbal hasil (yield) surat utang pemerintah India menunjukkan tren penurunan. Angka tersebut juga mulai mendekati tingkat yield sebelum pemerintah menaikkan target pinjaman tahunan.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (4/6/2020), hingga saat ini,imbal hasil obligasi acuan (benchmark) pemerintah India berada di angka 6,03 persen. Penurunan tersebut terjadi setelah yield surat utang pemerintah sempat menorehkan lonjakan tertinggi dalam tiga tahun setelah kebijakan penambahan target pinjaman.

Bank Sentral India, Reserve Bank of India (RBI), hingga saat ini belum secara aktif melakukan intervensi untuk menurunkan yield obligasi tersebut. Langkah terakhir yang diambil RBI adalah mengumumkan rencana pinjaman sebesar 12 triliun Rupee pada 8 Mei lalu.

Sejak kebijakan tersebut, RBI belum memasuki pasar modal primer maupun sekunder. Mereka juga belum melanjutkan Operation Twist, di mana RBI membeli obligasi tenor panjang dan menjual obligasi jangka pendek secara bersamaan.

“RBI sangat memahami mereka harus melihat hal ini dalam jangka panjang. Yang mereka (RBI) tawarkan ke pasar adalah obligasi ini berbentuk pasif,” jelas Head of Fixed Income di IDFC Asset Management Ltd. Suyash Choudhary dalam laporannya.

Choudhary menambahkan, para investor obligasi sebaiknya tidak berharap lagi RBI akan melakukan intervensi langsung ke pasar surat utang. Bank Sentral India tersebut kemungkinan akan memperpanjang kebijakan dukungan pasif yang akan menjaga tingkat imbal hasil. Di sisi lain, RBI juga akan mengeluarkan insentif untuk membeli obligasi dengan menjaga tingkat likuiditas.

Bank of America memperkirakan RBI akan melakukan pembelian obligasi sebesar US$88,5 miliar. Sementara itu, sejumlah ekonom mengatakan RBI akan membeli surat utang negara tersebut secara langsung.

“Ekspektasi pasar adalah pada akhirnya, kebanyakan surat utang, baik yang diterbitkan pemerintah pusat maupun daerah, akan diserap oleh RBI,” kata President and Head of Treasury and Markets di Axis Bank Ltd., Neeraj Gambhir.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper