Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Era Mandiri (IKAN) Patok Laba Bersih Rp10 Miliar

Perseroan menargetkan pada 2020 mampu membukukan pendapatan Rp150 miliar dan laba bersih Rp10 miliar.
Direktur Utama PT Era Mandiri Cemerlang Tbk. (IKAN) Johan Rose (tengah) dengan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat seremoni pencatatan perdana saham IKAN pada Rabu (10/2/2020)./Bisnis - Pandu Gumilar
Direktur Utama PT Era Mandiri Cemerlang Tbk. (IKAN) Johan Rose (tengah) dengan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat seremoni pencatatan perdana saham IKAN pada Rabu (10/2/2020)./Bisnis - Pandu Gumilar

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengolahan ikan PT Era Mandiri Cemerlang Tbk. menargetkan bisa mencetak pendapatan sebesar Rp150 miliar dengan laba bersih mencapai Rp10 miliar.

Direktur Utama Era Mandiri Cemerlang Johan Rose mengatakan target perseroan tahun ini adalah meningkatkan target penjualan sebesar 25 persen dibandingkan tahun lalu yakni 1.125 ton. Dengan kata lain, target penjualan ikan olahan tahun ini setara dengan 1.500 ton produk olahan ikan.

Johan mengatakan jumlah itu bisa mengerek pendapatan tahun ini menjadi Rp150 miliar. Dia pun berharap laba bersih tahun ini bisa menyentuh Rp10 miliar.

“Laba bersih kami tahun ini targetkan sebesar Rp10 miliar sedangkan pendapatannya mencapai Rp150 miliar,” katanya pada Rabu (12/2/2020).

Emiten bersandi saham IKAN itu, lanjutnya, akan menjadikan produk tuna olahan sebagai motor pendorong penjualan.

Menurutnya, produk ikan tuna minimal bisa terjual mencapai 1.000 ton per tahun. Adapun sisa 500 ton akan diperoleh dari hasil laut lainnya seperti gurita atau muhi-muhi. Perseroan pun menargetkan Amerika dan Uni Eropa sebagai pasar ekspor utama.

“Jadi kontribusi ekspor kami terhadap penjualan mencapai 90 persen. Mayoritas ekspor ikan tuna kami ke Amerika Serikat dan Uni Eropa,” ungkapnya. Pasar lokal, lanjutnya, menjanjikan karena masih menyimpan peluang yang luas.

Namun, visi bisnis IKAN adalah sebagai eksportir produk olahan ikan. Oleh sebab itu, Johan menyatakan tidak akan menambah pangsa pasar lokal. Menuruynya 10 persen sudah lebih dari cukup. Selain itu, tahun ini IKAN berencana menjajal pasar ekspor lainnya seperti India dan negara Amerika Latin.

Hal itu dilakukan sebab virus corona yang tengah merebak di kawasan China dan sekitarnya ikut memengaruhi pasar ekspor. Johan mengatakan perlu mencari pasar baru untuk mencari pengganti.

“Kontribusi pasar Asia sejauh ini hanya 2 persen tidak memengaruhi fundamental. Meskipun begitu kami harus mencari penggantinya,” katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper