Bisnis.com, JAKARTA - Menurut konsultan manajemen Oliver Wyman, industri keuangan yang didominasi oleh pria kehilangan lebih dari US$700 miliar dalam setahun karena gagal mendengarkan atau menyesuaikan produk mereka untuk konsumen wanita.
Dalam sebuah laporan yang dirilis Selasa (12/11/2019), Jessica Clempner, penulis utama laporan itu, mengatakan bahwa wanita adalah kelompok pelanggan terbesar yang tidak mendapatkan pelayanan yang layak dalam jasa keuangan.
"Perusahaan mengabaikan potensi keuntungan dengan tidak mendengarkan dan memahami pelanggan wanita mereka," ujar Clempner, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (12/11/2019).
Laporan tersebut menyoroti bahwa ada banyak produk jasa keuangan yang tampak netral secara gender sebenarnya mengacu pada kebutuhan pria, khususnya pada produk kekayaan yang tidak dirancang secara konsisten untuk kehidupan finansial wanita.
Sebagai contoh, jika perusahaan asuransi menjual polis asuransi jiwa kepada wanita pada tingkat yang sama dengan pria, mereka dapat menghasilkan US$500 miliar dalam premi baru, Oliver Wyman memperkirakan.
Perempuan juga cenderung memiliki lebih banyak aset dalam bentuk tunai daripada saham dan obligasi, yang membuat manajer kekayaan dan aset berpotensi kehilangan US$25 miliar.
Apple Inc. dan Goldman Sachs Group Inc. baru-baru ini terlibat dalam debat tentang apakah pemberi pinjaman secara tidak sengaja mendiskriminasi ketika mereka menggunakan algoritma untuk menentukan bagaimana orang Amerika meminjam uang.
Debat tersebut mencuat setelah tweet viral dari seorang pengusaha teknologi menuduh diskriminasi gender dalam kartu kredit Apple yang baru.
Kini produk kartu kredit tersebut sedang dievaluasi ulang dan berada di bawah investigasi regulator AS.
Laporan ini juga menyebutkan bahwa masalah diperparah dengan kurangnya perempuan dalam peran manajemen senior di industri keuangan.
Hingga saat ini, representasi eksekutif keuangan global yang merupakan wanita hanya sebesar 20%, naik dari 16% pada 2016.
"Industri ini terus bergulat dengan tantangan yang sama seperti pada masa lalu, termasuk kesenjangan karir yang menahan banyak wanita untuk maju," tulis laporan tersebut.