Bisnis.com, JAKARTA— PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mengantongi pertumbuhan penjualan 3% secara tahunan pada Mei 2018 di tengah adanya tren kenaikan harga semen di beberapa area.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos, menjelaskan bahwa volume penjualan semen yang dikantongi perseroan sejalan dengan pertumbuhan konsumsi domestik pada Mei 2018. Menurutnya, konsumsi semen di dalam negeri naik 3,5% pada periode tersebut.
“Total penjualan kami hampir mencapai 1,6 juta ton atau lebih tinggi 3% dari periode yang sama tahun lalu,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (25/6/2018).
Secara bulanan, volume penjualan emiten berkode saham INTP tumbuh 16,78%. Tercatat, perseroan mengantongi volume penjualan 1,37 ton pada April 2018.
Di sisi lain, Marcos mengungkapkan secara keseluruhan harga penjualan semen relatif lebih stabil sampai dengan Mei 2018. Saat ini, terjadi kenaikan harga di beberapa daerah.
Dia mengharapkan tren kenaikan harga akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, perseroan telah menanggung kenaikan beban produksi akibat harga batu bara yang naik.
“[Perusahaan juga] menanggung kenaikan biaya produksi akibat melemahnya nilai tukar Rupiah serta kenaikan harga barang dan jasa secara umum akibat inflasi serta kenaikan upah pekerja,” paparnya.
Sebelumya, Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya mengungkapkan akan menaikkan harga jual. Akan tetapi, besaran kenaikan berada di kisaran 1%-2%.
Pada kuartal I/2018, harga jual semen perseroan tercatat mengalami kenaikan di beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Harga semen di Jawa Barat dan Jabodetabek sulit untuk ditingkatan mengingat kompetisi antarprodusen yang sangat ketat.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2018, pendapatan INTP hanya tumbuh tipis 1,87% menjadi Rp3,43 triliun pada periode tersebut. Sebaliknya, beban usaha tercatat naik 10,85% secara tahunan.