Bisnis.com, JAKARTA - Dalam rangka go public, perusahaan asuransi PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia akan menawarkan 282 juta saham baru dengan harga yang ditawarkan Rp3.850-Rp5.000 per saham baru.
"Harga saham yang kami tawarkan kepada calon investor antara Rp3.850-Rp5.000 per saham baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham," kata Direktur PT Danareksa Sekuritas Boumediene H Sihombing, Rabu (11/4/2018).
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 15% sahamnya melalui penawaran umum perdana saham yang akan mulai ditawarkan pada 7 Mei 2018, dengan pencatatan saham di Bursa Eek Indonesia pada 15 Mei 2018.
Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Indra Baruna menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan pernyataan pendaftaran penawaran umum ini kepada oritas Jasa Keuangan pada 1 Maret 2018. Selanjutnya, OJK memberikan pernyataan pra-efektif pada 6 April 2018.
"Perseroan akan melepas saham baru sebanyak-banyaknya 15% dari modal disetor dan ditempatkan penuh," katanya.
Indra menambahkan, perseroan akan menggunakan sekitar 75% dana hasil IPO untuk memperkuat modal perseroan guna mengembangkan bisnis dan sekitar 25% untuk peningkatan penyertaan modal pada Tugu Reasuransi Indonesia.
Perseroan memperkirakan tanggal efektif IPO dari OJK dapat diperoleh pada 4 Mei 2018. Adapun, masa penawaran awal (book building) pad 11-23 April 2018, penjatahan pada 11 Mei 2018, distribusi saham secara elektronik dan pengembalian uang pesanan pada 14 Mei 2018.
Saat ini, saham perseroan dimiliki oleh PT Pertamina (Persero)sebesar 65%, PT Sakti Laksana Prima sebesar 17,60%, Siti Taskiyah sebesar 12,15%, dan Mohamad Satya Permadi sebesar 5,25%. Setelah pelaksanaan IPO, struktur kepemilikan saham perseroan berubah menjadi PT Pertamina sebesar 55,25%, PT Sakti Laksana Prima sebesar 14,96%, Siti Taskiyah sebesar 10,33%, Mohamad Satya Permadi sebesar 4,46%, dan masyarakat sebesar 15%.
Sebagai bagian dari IPO ini, peseroan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 5% dari saham yang ditawarkan untuk program ESA (Employee Stock Allocation).
Indra mengatakan, secara umum kondisi ekonomi makro maupun industri asuransi mulai menunjukkan perbaikan. Meski masih menghadapi tantangan, kinerja perseroan pun tetap solid dan mulai membaik.
"Kami melihat saat ini merupakan momentum yang pas bagi perseroan untuk melantai di bursa," katanya.