Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemegang Saham Tiga Pilar Sejahtera (AISA) Setuju Divestasi Bisnis Beras

Emiten konsumer produk beras, makanan dan snack PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. telah mengantongi restu pemegang saham untuk divestasi seluruh unit bisnis berasnya.
Presdir PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Stefanus Joko Mogoginta (kedua kiri) bersama Direktur Budhi Istanto Suwito (kiri), Chief Finance Officer Sjambiri Lioe (ketiga kiri), Independent Director Jo Tjong Seng (kedua kanan) dan Direktur Hendra Adisubrata (kanan) memberikan keterangan pers terkait PT Induk Beras Unggul (IBU) yang dalah kasus dugaan beras oplosan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (25/7)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Presdir PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Stefanus Joko Mogoginta (kedua kiri) bersama Direktur Budhi Istanto Suwito (kiri), Chief Finance Officer Sjambiri Lioe (ketiga kiri), Independent Director Jo Tjong Seng (kedua kanan) dan Direktur Hendra Adisubrata (kanan) memberikan keterangan pers terkait PT Induk Beras Unggul (IBU) yang dalah kasus dugaan beras oplosan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (25/7)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten konsumer produk beras, makanan dan snack PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. telah mengantongi restu pemegang saham untuk divestasi seluruh unit bisnis berasnya.

Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food, mengatakan bahwa persetujuan tersebut telah diberikan oleh pemegang saham kepada dewan direksi dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang digelar di Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Namun, emiten dengan kode saham AISA ini masih harus meminta persetujuan dari para pemilik obligasi perseroan serta sindikasi perbankan yang memberikan utang kepada perseroan.

Selama ini, perseroan sudah berbicara dengan para pemangku kepentingan tersebut, sehingga tinggal finalisasi pengambilan keputusan. Perseroan berencana meminta persetujuan tersebut pada 5-7 Desember 2017 mendatang.

“Setelah ini ktia harus ke pemangku kepentingan lainnya. Harus ada RUPO dan meeting sindikasi, kalau mereka setuju baru bisa divestasi. Kalua mereka tidak setuju ya diskusi bolak-balik lagi sampai mereka setuju,” katanya usai RUPSLB, Kamis (2/11/2017).

Sjambiri mengatakan, perseroan sudah menetapkan calon investor yang akan mengambil alih divisi beras perseroan yakni PT Jom Prawarsa Indonesia (JPI). PT JPI ini tidak lain adalah  pihak yang terafiliasi perseroan, sebab keduanya dikendalikan oleh orang yang sama, Stefanus Joko Mogoginta.

Sjambiri mengatakan latar belakang dari rencana divestasi tersebut adalah karena turunnya performa divisi beras selama ini. Divisi ini juga membebani perseroan dengan utang yang tinggi.

Dengan begitu, rencana divestasi bisnis beras ini seharusnya menguntungkan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap bisnis AISA. Perseroan ingin agar proses divestasi ini tuntas tahun ini, sehingga tahun depan perseroan sudah tidak lagi menjalankan bisnis komoditas pangan.

“Kalau lihat untung ruginya, bagi pemegang saham ini bukan paling baik, tetapi paling rasional dan masuk akal. Jadi, kalau kerugian dari HET dan tidak bisa jual dengan memungkinkan, nanti tidak bisa kontribusi bagi bisnis. Kemarin memang menguntungkan, tetapi saat ini tidak prospektif, lebih baik tidak kita lanjutkan lagi,” katanya, Kamis (2/11/2017).

Dengan mendivestasikan bisnis beras, perseroan dapat fokus pada bisnis makanan yang lebih menjanjikan keuntungannya serta memanfaatkan hasil divestasi tersebut untuk pelunasan sebagian utang perseroan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper