Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Seng Rentan Koreksi Bila Tembus Level Ini

Kendati mengalami tren bullish, rerata harga seng dianggap rentan mengalami koreksi ketika melewati level US$2.700 per ton.
Ilustrasi logam mineral/Reuters-Yuriko Nakao
Ilustrasi logam mineral/Reuters-Yuriko Nakao

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati mengalami tren bullish, rerata harga seng dianggap rentan mengalami koreksi ketika melewati level US$2.700 per ton.

Pada penutupan perdagangan Jumat (14/4/2017), harga seng di bursa London Metal Exchange (LME) turun 17,50 poin atau 0,62% menuju US$2.786 per ton. Sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), harga sudah meningkat 8,15%.

Tahun lalu, bahan pelapis anti karat ini melonjak 57,84% dan ditutup di level US$2.576 per ton pada 30 Desember 2016.

Analis Natixis Bernard Dahdah menyampaikan harga seng sempat menyentuh level tertinggi US$2.935 per ton pada pertengahan Februari 2017 akibat mengetatnya pasokan dari sejumlah tambang besar. Namun, harga bergerak turun karena pulihnya produksi.

Perusahaan di Peru kembali memacu penambangan setelah banjir besar yang sempat melanda pada awal tahun ini. China juga menggenjot suplai setelah perayaan Tahun Baru Imlek.

Titik terendah harga seng pada tahun berada di posisi US$2.447 per ton, yang dicapai pada 7 Juni 2017. Namun, harga kembali meningkat ke area US$2.800-an pada pekan lalu.

Menurutnya Dahdah, ada tiga faktor yang mendongkrak harga seng, yakni melebarnya volume defisit di pasar global, penghabisan jumlah persediaan, pemogokan kerja di tambang Peru.

Data International Lead and Zinc Study Group (ILZSG) menyebutkan pasar seng global mengalami kondisi defisit sebesar 226.000 ton pada 2017.

“Defisit melebar karena tambang di Peru terserang banjir dan pemogokan kerja. Selain itu, Glencore melanjutkan penangguhan produksi,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.com, Senin (17/7/2017).

Namun demikian, sambung Dahdah, kendala fundamental akan mendorong para produsen mempertimbangkan upaya mengintervensi pasar. Oleh karena itu, rerata harga seng pada 2017 masih berpeluang tumbuh 22% year on year (yoy) menuju US$2.560 per ton.

"Kami masih memproyeksi bullish terhadap harga seng. Pasar terlihat berjalan normal sampai akhir 2020 ini," ujarnya.

Menurut riset Natixis, rerata harga tertinggi seng pada 2017 ialah US$2.700 per ton, sehingga ketika menembus level tersebut harga rentan terkoreksi. Adapun rerata harga terendah senilai US$2.400 per ton, yang berarti harga berpotensi rebound ketika mencapai area tersebut.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper