Bisnis.com, JAKARTA – PT Petrosea Tbk. (PTRO) mengantongi proyek pembangunan sejumlah fasilitas penunjang untuk pengembangan tambang Maruwai milik PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dengan nilai Rp1,27 triliun.
Direktur PTRO Johanes Ispurnawan mengatakan perseroan dengan PT Maruwai Coal telah menandatangani kontrak kontruksi untuk Lampunut Road, Bridge and Earthworks Construction pada 16 Juni 2017. Kontrak tersebut memiliki jangka waktu dua tahun.
“Perolehan kontrak akan menambah pendapatan keuangan perusahaan dan bertambahnya ruang lingkup pekerjaan,” katanya dalam keterbukaan informasi, Selasa (20/6/2017).
Pada Mei 2016, dua anak usaha Adaro Energy yakni PT Alam Tri Abadi (ATA) dan Coaltrade Services International Lte Ltd (CTI) menandatangani perjanjian bersyarat dengan BHP Billiton untuk mengakuisisi 100% aset batubara BHP Billiton di Kalimantan Tengah dan Timur.
ATA sebelumnya telah memiliki 25% aset dalam usaha patungan dengan BHP Billiton. Aset-aset tersebut terdiri dari tujuh PKP2B yakni Lahai, Maruwai, Pari, Kalteng, Sumber Barito, Juloi, Ratah serta sebuah tambang operasional yakni Tambang Haju di PKP2B Lahai, dan infrastruktur terkait. Proses akuisisi telah rampung pada bulan Oktober 2016.
BHP Billiton awalnya mengeksplorasi Cekungan Batubara Maruwai yang menjadi lokasi ketujuh PKP2B pada akhir tahun 1990-an dan melakukan investasi modal yang signifikan dalam beberapa tahun untuk mempelajari dan mendefinisikan potensi dan kualitas batu bara di area tersebut.
Cekungan ini sekarang diperkirakan memiliki deposit batubara metalurgi yang relatif belum dikembangkan yang terbesar di dunia. Jumlah sumber daya batubara metalurgi yang dinyatakan dalam PKP2B saat ini adalah sebesar 1,27 miliar ton, yang kemungkinan besar akan bertambah sebagai hasil program eksplorasi yang dijadwalkan untuk 2017.
Eksplorasi selama 2017 juga akan berfokus pada pendefinisian deposit besar batubara termal yang teridentifikasi di PKP2B Pari yang terletak di Kalimantan Timur.