Bisnis.com, JAKARTA - Daewoo Securities memangkas proyeksi laba bersih PT Sampoerna Agro Tbk. seiring minimnya katalis positif jangka pendek yang menaungi emiten perkebunan ini.
Analis Daewoo Securities Indonesia Andy Wibowo Gunawan menuturkan kinerja Sampoerna Agro sepanjang kuartal III/2016 cukup kuat dengan membukukan laba bersih sebesar Rp109,7 miliar. SGRO bangkit dari capaian rugi bersih Rp98,2 miliar pada kuartal II/2016.
"Tetapi kenaikan profitabilitas dipicu oleh manfaat pajak penghasilan sebesar Rp190,3 miliar pada kuartal III/2016 dari sebelumnya Rp26,9 miliar pada kuartal II/2016," tulis Andy dalam riset yang dikutip Rabu (9/11).
Berdasarkan capaian tersebut, Daewoo Securities Indonesia menurunkan proyeksi laba bersih SGRO pada 2016 menjadi Rp98,6 miliar dan Rp110 miliar pada akhir 2017. Proyeksi laba bersih SGRO terpangkas cukup dalam dari sebelumnya sebesar Rp204,9 miliar pada 2016 dan Rp218,1 miliar pada 2017.
Di sisi kinerja perseroan, produksi CPO SGRO pada kuartal III/2016 meningkat 37,6% menjadi 48,241 ton seiring kenaikan produksi tandan buah segar sejak Agustus yang mencapai 703.981 ton sepanjang Juli-September 2016. Namun, kenaikan itu berasal dari produksi kebun plasma dan pihak ketiga yang melonjak 102,6% dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Kami merevisi turun proyeksi tingkat ekstraksi CPO SGRO menjadi 21% pada 2016 dan 21,5% pada 2017," imbuhnya.
Sekuritas asal Korea Selatan ini menilai kinerja SGRO dalam jangka pendek minim katalis positif. Akibatnya, target harga emiten kebun ini diturunkan dari Rp1.875 per lembar saham menjadi Rp1.750 per lembar saham. Saham SGRO diperkirakan diperdagangkan pada tingkat PE 36,6 kali pada 2016 dan 32,8 kali pada 2017.
Kendati begitu, Daewoo Securities masih mempertahankan rekomendasi Hold untuk saham SGRO. Pasalnya, produksi TBS SGRO masih didominasi oleh kebun inti.
Minim Katalis, Daewoo Securities Pangkas Proyeksi Laba SGRO
Daewoo Securities memangkas proyeksi laba bersih PT Sampoerna Agro Tbk. seiring minimnya katalis positif jangka pendek yang menaungi emiten perkebunan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Martin Sihombing
Konten Premium