Bisnis.com, JAKARTA—Harga tembaga terus menurun dalam empat sesi perdagangan terakhir seiring dengan menguatnya dolar yang dipicu rencana Federal Reserve mengerek suku bunga pada Desember 2016.
Pada perdagangan Kamis (6/10) pukul 18:41 WIB harga tembaga di bursa Comex untuk kontrak Desember 2016 turun 0,95 poin atau 0,44% menjadi US$215,5 per pon. Adapun harga tembaga di London Metal Exchange (LME) merosot 5,5 poin atau 0,11% menuju US$4.799,5 per ton pada penutupan perdagangan Rabu (5/10).
Helen Lau, analis Argonaut Securities (Asia) Ltd., mengatakan secara umum harga logam tertekan akibat menguatnya dolar, sehingga membuat harga komoditas tersebut menjadi mahal bagi pengguna mata uang lain. Sentimen ini membuat permintaan berkurang, yang selanjutnya turut menekan harga.
Jeffrey Lacker, Presiden Fed wilayah Richmond, mengatakan pada Selasa (4/10) pengetatan kebijakan bank sentral diperlukan mendesak untuk menahan peningkatan inflasi. Sementara Loretta Mester, Presiden Fed wilayah Cleveland, menyampaikan kondisi perekonomian global sudah siap untuk pengingkatan suku bunga AS.
Pernyataan Mester salah satunya berdasar pada kenaikan harga minyak mentah sekitar 10% setelah OPEC sepakat memangkas produksi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir.
"Kini, pasar menunggu Pasar masih harus mewaspadai data ekonomi AS untuk melihat pergerakan dolar yang berbanding terbalik dengan emas. Termasuk data tenaga kerja yang dirilis pada Jumat (9/10)," ujarnya Lau, Kamis (6/10).